Jakarta, Gatra.com - Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengatakan, stabilitas sistem keuangan dalam negeri hingga kuartal IV 2019 lalu masih terjaga. Meski di sepanjang tahun 2029 Indonesia selalu dibayangi dengan ketidakpastian ekonomi global, karena perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan Cina.
"Kestabilan ini tercermin dari kondisi ekonomi dalam negeri. Di tengah kondisi global yang tidak menentu, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di kisaran 5 persen," kata Menkeu dalam Konferensi pers, di Kantor Kementerian Keuangan, Rabu (22/1).
Tidak hanya itu, lanjut Menkeu, stabilitas sistem keuangan yang terjaga, juga disebabkan oleh masih banyaknya aliran modal asing (inflow) yang masuk ke Indonesia, sehingga membuat nilai tukar rupiah terus menguat, terhadap dolar AS.
Masih banyaknya aliran modal asing yang masuk, menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, dapat pula diartikan sebagai meningkatnya kepercayaan investor terhadap Indonesia.
"Nilai tukar rupiah juga menguat berkat aliran modal asing. Kepercayaan investor juga meningkat," jelasnya.
"Sementara kalau dilihat dari sisi inflasi, ini lajunya masih stabil," tambahnya.
Menyambung perkataan Sri Mulyani, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Halim Alamsyah mengatakan kestabilan sistem keuangan juga tercermin dari likuiditas perbankan dalam negeri yang sampai saat ini masih terjaga. Selain itu, perpindahan dana antar bank, juga dinilai masih terjaga, hingga kuartal IV 2019 kemarin.
"Tidak ada penarikan dana yang berlebihan. Indikator yang dipantau masih bergerak di batas yang normal. Terlihat juga dari stabilitas indeks bank yang turun ke arah indeks 99,92. Itu berarti bank tetap stabil," jelas Halim.