Sleman, Gatra.com - Kualitas susu sapi perah di Kabupaten Sleman terus ditingkatkan. Para peternak pun diminta untuk memperhatikan kebutuhan pakan, kawin, bahkan olahraga bagi sapi perah.
Sigit Bintara, Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), mengatakan sapi membutuhkan 4-5 liter air untuk menghasilkan seliter susu. "Untuk pakan, harus cukup konsentrat dan hijau-hijauan," kata dia di sela acara program peningkatan mutu susu Sarihusada di Kalasan, Sleman, Selasa (21/1).
Sigit mengatakan peternak juga harus tahu kapan sapinya minta kawin. "Sapi itu kawinnya tidak tiap hari, tapi 24 hari sekali dia minta kawin dan saat ovulasi," katanya.
Selain kawin, kebutuhan olahraga sapi juga harus terpenuhi supaya kesehatannya terjaga. "Olahraga akan menjadikan energi yang tersimpan bisa tersalurkan sama dengan manusia," ucapnya.
Sigit juga menyebut peternak mampu memproduksi susu sapi dengan kualitas semakin baik. "Kuman yang sebelumnya 12 juta per mililter, hanya tinggal 1 juta saja. Itu betul-betul kami apresiasi," katanya.
Karyanto Wibowo, Sustainable Director Danone Indonesia, menambahkan program peningkatan mutu susu bertujuan untuk mendorong peternak menghasilkan susu dengan kualitas lebih baik. Untuk mendampingi kelompok ternak binaan, UGM pun digandeng sebagai mitra.
"Kami berupaya untuk berbagi pengetahuan dan memberikan pendampingan kepada peternak lokal. Diharapkan susu hasil peternak lokal yang berkualitas tinggi dapat diserap oleh industri susu secara nasional serta dapat berkontribusi pada pengembangan usaha lokal pengolahan makanan dan minuman berbasis susu," katanya.
Head of Raw Material Ingredients C&P Danone Indonesia Agus Budiyanto mengatakan salah satu indikator keberhasilan program ini adalah para peternak mampu memproduksi susu segar dengan kualitas lebih baik. "Tren angka kuman terus menurun. Dalam tujuh tahun terakhir berada di bawah 1 juta cfu per mililiter," katanya.
Jumlah kuman jadi salah satu parameter penting untuk menilai kualitas susu segar. Susu segar dengan angka kuman tinggi biasanya cenderung lebih mudah rusak atau pecah sebelum diolah. Kondisi ini akan mempengaruhi rasa susu.