Home Kesehatan 215 Karung Limbah Kimia Dibuang di Dekat Permukiman di Tegal

215 Karung Limbah Kimia Dibuang di Dekat Permukiman di Tegal

Slawi, Gatra.com - Ratusan karung diduga limbah kimia dibuang di dekat permukiman warga di Desa Batumirah, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Limbah tersebut diamankan polisi karena dikhawatirkan bisa berdampak pada kesehatan.

Kapolsek Bumijawa AKP Awan Agus Setijono mengungkapkan, lokasi penemuan limbah berada di jurang kawasan hutan Dukuh Mentik, Desa Batumirah. Dari permukiman warga, lokasi itu berjarak sekitar dua kilometer.

"Warga pertama kali mengetahui Selasa (14/1). Awalnya dibiarkan karena dikira pupuk. Tapi lama-lama tercium bau menyengat, sehingga warga melaporkannya ke kami Sabtu (18/1). Setelah itu kami cek ke lokasi," ungkapnya Selasa (21/1).

BACA JUGARawan Ambruk, Bangunan SD di Tegal Bahayakan Siswa

Dari pengecekan tersebut diketahui ada 215 karung berukuran 30 kg yang berisi limbah di lokasi penemuan. Ratusan karung limbah tersebut kemudian dibawa ke Mapolsek Bumijawa, Senin (20/1) untuk mengantisipasi dampak pencemaran ke lingkungan dan warga.

"Kami bawa dan amankan ke Polsek untuk mencegah warga terpapar. Dikhawatirkan itu limbah beracun," ujar Awan

Menurut Awan, petugas Dinas Kesehatan dibantu Polsek, Tim Reaksi Cepat Puskemas Bumijawa, PMI dan relawan Gupala sudah mengambil sampel limbah untuk memastikan kandungannya apakah berbahaya atau tidak.

BACA JUGA : Pabrik Bakar Kapur Pakai Limbah, Warga Muntah-muntah

"Dinas Kesehatan sudah mengambil sampelnya. Dari Dinas Lingkungan Hidup rencananya juga memeriksa sampelnya," ungkapnya.

Ketua Tim Surveilance dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Eko BP Prabowo mengatakan, sampel limbaha kan diperiksa di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta untuk memastikan jenis limbah.

"Sampel limbah yang sudah kami ambil 10 kg. Belum bisa kami pastikan limbah apa," ujar Eko, Selasa (21/1).

Menurut Eko, limbah tersebut berbentuk serbuk berwarna hitam. Selain padat, ada juga yang cair. Berdasarkan hasil analisa awal, Eko menduga limbah itu merupakan limbah sisa industri atau limbah kimia.

"Dari analisa pertama kami itu limbah non organik, karena biasanya organik itu hangat, ada reaksi bakterial biasanya akan menjadi hangat. Tapi kemarin kami cek suhunya normal, antara 32 derajat. Itu biasanya limbah sisa industri, bisa juga limbah kimia," jelasnya.

Eko mengatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setelah hasil pemeriksaan sampel limbah sudah diketahui. "Hasilnya nanti akan kami sampaikan ke DLH dan kepolisian," ucapnya.

225