Jakarta, Gatra.com - Dalam rangka percepatan pelaksanaan program pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian kembali melakukan Penanaman Perdana Pisang Cavendish. Kali ini Kabupaten Blitar yang menjadi tuan rumah rangkaian kegiatan penanaman perdana pengembangan komoditas hortikultura, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kabupaten Jembrana, 28 Desember 2019 yang lalu.
Menurut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono program quick wins Kemenko Perekonomian ini bertujuan menekan defisit neraca perdagangan nasional. Pemerintah pun terus mendorong pengembangan produk-produk yang memiliki daya saing dan potensi ekspor yang tinggi, seperti produk sektor pertanian yang berkontribusi terbesar ketiga dalam Produk Domestik Bruto (PDB), setelah sektor industri dan perdagangan.
Sektor pertanian juga merupakan sektor yang mengalami surplus di saat sektor lain mengalami defisit neraca perdagangan. Pada bulan Agustus 2019, sektor pertanian tercatat mengalami surplus sebesar US$ 0,34 atau tumbuh sebesar 12% dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Menko Airlangga: Quick Wins Jawab Ketidakpastian Global
"Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan, dalam konteks ekonomi yang paling utama adalah mendorong ekspor dan investasi untuk menyelesaikan defisit tersebut," kata Susiwijono ketika dihubungi Gatra.com, Selasa (21/1).
Menurut Susiwijono, Pemerintah melakukan 2 (dua) upaya untuk memitigasi defisit Neraca Perdagangan. Pertama, mendorong agar neraca pembayaran surplus melalui peningkatan investasi dengan mendorong Foreign Direct Investment (FDI) dan mengurangi investasi asing jangka pendek (portfolio).
"Selain itu, upaya mengurangi defisit transaksi berjalan ditempuh dengan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan produk ekspor dan mengembangkan substitusi impor", ujarnya.
Ia menambahkan, beberapa kebijakan jangka pendek yang telah diterapkan oleh Pemerintah antara lain perbaikan iklim usaha melalui pelayanan dan perizinan terintegrasi, yang dikenal sebagai Online Single Submission (OSS). Selain itu juga melalui pemberian insentif fiskal bagi industri berorientasi ekspor, dan pengembangan produk-produk berdaya saing tinggi dan berorientasi ekspor. Bukan hanya produk-produk hasil industri, namun juga produk-produk yang berasal dari sektor lainnya, seperti sektor pertanian.