Jakarta, Gatra.com - Kepala Unit Komunikasi dan Pengelolaan Pengetahuan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Ruddy Gobel mengatakan bahwa anggaran subsidi LPG terbesar di APBN. Menurut data TPN2K, besarannya mencapai Rp58 triliun untuk subsidi tabung LPG 3 kg atau gas melon. Jika pemerintah berhasil memperbaiki mekanisme subsidinya, bisa menghemat Rp40 triliun.
"Itu bisa dipakai untuk bantuan sosial pendidikan kesehatan, pendidikan, sosial, listrik, energi yang lebih luas dan seterusnya. Jadi kebijakan ini adalah kebijakan subsidi LPG tepat sasaran karena selama ini tidak tepat sasaran," kata Ruddy kepada Gatra.com, Senin (20/1).
Selama ini, yang membuat biaya subsidi membengkak karena pemerintah memberi subsidi kepada benda, yakni LPG 3 kg itu sendiri. Sementara wacana yang tengah digodok saat ini adalah subsidi kepada masyarakat kurang mampu agar bisa mendapatkan LPG 3 kg dengan harga murah.
Subsidi akan diberikan kepada 40% masyarakat dengan status sosial ekonomi kurang mampu. Masyarakat yang Ruddy maksud ialah berjumlah kurang-lebih 31,4 juta keluarga di Indonesia.
Jumlah tersebut sama artinya dengan hampir setengah dari jumlah keluarga di Indonesia yang berjumlah sekitar 65 juta keluarga. Setiap keluarga mendapat jatah tiga tabung LPG 3 kg setiap bulannya yang basis datanya diambil dari data pemerintah untuk subsidi listrik, BPJS kesehatan dan sebagainya.
Sementara itu bagaimana dengan pelaku UMKM? Ruddy menjelaskan bahwa UMKM akan masuk sebagai penerima subsidi gas melon. UMKM akan mendapat jatah subsidi sebanyak 9 tabung per bulan. Maka, jika ada sebuah keluarga yang menjalani bisnis UMKM, itu artinya ada ganjaran 12 tabung subsidi setiap bulannya.