Jakarta, Gatra.com - Kepala Unit Komunikasi dan Pengelolaan Pengetahuan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Ruddy Gobel mengatakan pemangkasan subsidi LPG 3 kilogram bertujuan agar subsidi hanya bisa dimanfaatkan masyarakat kurang mampu.
Ruddy menuturkan bahwa subsidi akan diberikan sebanyak 40% kepada masyarakat, dengan status sosial ekonomi ke bawah.
“Masyarakat yang dimaksud ialah keluarga yang berjumlah kurang-lebih 31,4 juta keluarga di Indonesia,” kata Ruddy di Jakarta, Senin (20/1).
Jumlah tersebut, lanjut Ruddy sama artinya dengan hampir setengah dari jumlah keluarga di Indonesia yang berjumlah sekitar 65 juta keluarga.
“Setiap keluarga mendapat jatah tiga tabung LPG 3kg setiap bulannya. Basis datanya diambil dari data pemerintah untuk subsidi listrik, BPJS kesehatan dan sebagainya,” ujarnya.
Ruddy juga menjelaskan dalam catatannya, 65% konsumen LPG 3kg justru merupakan masyarakat kelompok 50% terkaya. Sementara kelompok 30% termiskin itu hanya menikmati sekitar 22%. Jika dinaikkan sampai 40%, masyarakat kurang mampu hanya menikmati kurang lebih sekitar 25%.
"Jadi ini adalah kebijakan subsidi LPG tepat sasaran karena selama ini tidak tepat sasaran," kata Ruddy.
Sementara itu, sambung Ruddy, TPN2K mengusulkan mekanisme biometrik untuk penyaluran LPG, yakni Kelompok Penerima Manfaat (KPM) yang ingin mengisi LPG bersubsidi datang ke agen atau toko, kemudian KPM diverifikasi biometrik dengan apikasi LinkAja dengan memotret KPM, dan kemudian memasukan NIK KPM. Pendeknya, menggunakan sistem virtual.
"Mekanisme ini tidak membutuhkan kartu ataupun infrastruktur transaksi, masyarakat hanya perlu datang menunjukkan wajahnya lalu bisa langsung transaksi," katanya.