Sragen, Gatra.com - Inspeksi mendadak (sidak) anggota Komisi IV DPRD Sragen di RSUD dr Soeratno Gemolong mendapati sejumlah dokter berstatus PNS terlambat ngantor dan tak ikut apel pagi, Senin (20/1). Dokter spesialis "jam karet" mengakibatkan antrean pasien lebih panjang.
"Ternyata dokter spesialis itu datangnya siang jam 11. Yang pada akhirnya pasien rawat jalan banyak yang menunggu dan terjadi penumpukan. Padahal sudah ratusan orang mengantre. Karena pelayanan itu harus dilakukan oleh dokter spesialis," kata Anggota Komisi IV DPRD Sragen Fathurrohman kepada wartawan usai sidak.
Para anggota legislatif juga menyayangkan kepala RSUD yang tidak berada di kantornya saat sidak. Para staf juga tidak mengetahui keberadaannya di jam-jam sibuk itu.
Disebutnya, seharusnya dokter RSUD datang sesuai jam masuk PNS, sesuai status abdi praja yang disandangnya. Menurut politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, ia benar-benar membuktikan keluhan pasien tentang dokter spesialis "jam karet" di RSUD.
"Ini yang menjadi problem. Kan seharusnya perlakuan PNS sama. Kenapa sampai seperti ini, masyarakat saja datengnya jam 6 sudah mengantre. Dokternya malah datang siang," keluhnya.
Sidak di bagian tebus obat juga mengecewakan. Apotek hanya mempekerjakan empat petugas yang tak sebanding dengan menumpuknya resep yang harus dikerjakan.
"Sangat tidak seimbang. Kalau dilihat dari ratusan pasien yang antre tadi, hanya ada empat apoteker yang melayani," katanya. Fathurrohman berharap, sidaknya menjadi koreksi maupun evaluasi bagi manajemen RSUD Soehadi Gemolong.
"Ini sudah komitmen kita bersama teman-teman komisi untuk tidak memberi tahu saat sidak supaya tahu persis situasi yang ada di lapangan. Yang kita tanyakan langsung kepada pasien maupun kepada pelayanan sampai ke apotek. Atas apa yang terjadi semoga bisa menjadi koreksi dan evaluasi," jelasnya.