Pekanbaru, Gatra.com -- Dua negara jiran Singapura dan Malaysia menjadi pelaku utama penanaman modal asing (PMA) di Riau selama beberapa tahun belakangan. Menurut Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan dan Pengolahan Data Penanaman Modal , Dinas Penanaman Modal Satu Pintu Provinsi Riau, Arsyad, Singapura dan Malaysia selalu berada diurutan teratas kucuran investasi PMA di Riau.
"Memang peringkat satu, kalau tidak Singapura ya Malaysia. Pada tahun 2018 yang pertama itu Singapura dengan angka Rp8 triliun disusul Malaysia sekitar Rp2 triliun. Biasanya di sektor perkebunan," ungkapnya kepada Gatra.com, Senin (20/1).
Arsyad menambahkan, diluar dua negara tersebut asal dana invetasi asing yang masuk ke Riau, dapat dikatakan berbeda setiap tahunnya. Sebagai gambaran, jika pada tahun 2018 realisasi invetasi Amerika Serikat berada diurutan ketiga dengan nilai 112 juta dolar, maka pada tahun 2017 gelontoran dana dari AS hanya 0,01 juta dolar. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan kuncuran invetasi Amerika Serikat pada tahun 2016 dengan nilai 0,11 juta dolar. Bahkan pada tahun 2014 Amerika Serikat sama sekali tidak memasukan dana ke Riau.
"Di tahun-tahun sebelumnya (Amerika Serikat) tidak menjadi salah satu penyumbang terbesar dia, tidak sampai Rp1, 5 triliun. Tapi di tahun 2018 bisa mencapai angka itu , artinya ada peningkatan. "
Sementara itu Dinas Penanaman Modal Satu Pintu (DPMSP) Provinsi Riau, pada triwulan III 2019 mencatat jumlah PMA sebesar 617.826 dolar. Dari jumlah tersebut 46% berasal dari Singapura, Seychelles 24%, Amerika Serikat 17 % , Malaysia 11%, Belanda 1% dan lainya 1%. Adapun industri kertas dan percetakan menjadi sektor paling dominan di PMA, dengan nilai Rp 4.340.095.500.000 (47 persen) dari 9,2 miliar total PMA selama triwulan III.
Arsyad mengungkapkan kegiatan promosi punya pengaruh signifikan dalam menarik minat investor. Melalui kegiatan tersebut investor dapat mengenali investasi yang ada di suatu wilayah .
"Karena orang berinvestasi melihat potensi-potensinya dulu, jadi itu ujung tombak untuk menarik minat invetasi. Dengan adanya promosi tadi orang bisa crosscheck langsung dengan kondisi di lapangan. "