Pati, Gatra.com - Permintaan Jeruk Pamelo yang merupakan satu di antara komodiatas unggulan Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menjelang Imlek mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Petani Jeruk Pamelo, Abdul Rouf mengatakan, pada momen Imlek tahun 2019 silam permintaan Jeruk Pamelo mengalami penurunan, lantaran serbuan jeruk impor. Namun tahun berbeda, permintaan meningkat sampai 50 persen.
Imlek tahun ini kenaikan kurang lebih 50 persen, iya permintaannya. Sangat bagus harganya," ujar warga Desa Bageng, Kecamatan Gembong, Pati itu, Senin (20/1).
Dikatakannya, permintaan tidak hanya datang dari pulau Jawa saja, tetapi juga luar Jawa. Sehingga wajar jika dalam satu pekan ia mampu menjual 10 ribu butir Jeruk Pamelo ke luar Jawa.
Sementara di pulau Jawa sendiri, Rouf mampu menjual 2 ton Jeruk Pamelo setiap pekannya.
"Kalau luar Jawa, (permintaan banyak) di Medan dan Bali, kalau Jateng Semarang. Kalau Jatim kirim ke Malang dan Banyuwangi, sebutnya.
Tingginya permintaan Jeruk Pamelo ini sudah ia rasakan sejak awal bulan ini. Berkat tingginya permintaan tersebut, harga Jeruk Pamelo pun mengalami kenaikan yang sebelumnya Rp17.000 menjadi Rp20.000 per kilogram.
Sebelumnya harganya itu Rp17.000, tetapi saat ini naik menjadi Rp20.000 hingga Rp21.000 per kilogramnya, ungkap Rouf.
Komoditas buah lokal unggulan seperti Jeruk Pamelo memang selalu menjadi kebutuhan ketika menjelang imlek. Maka tak heran, jika Jeruk Pamelo menjadi buruan warga Tiongkok dalam merayakan Imlek.
Dalam pandangan yang sama, petani Jeruk Pamelo, Sutrisno menyebut tingginya permintaan jeruk khas Kabupaten Pati ini lantaran jeruk memiliki tekstur dan rasa yang manis tanpa asam.
"Jelang imlek permintaan tinggi, sehingga penjualan meningkat. Kalau tahun lalu turun penjualan dan harganya, karena dibrondong jeruk impor pas imlek," bebernya.