Home Milenial Puan Temui Sultan HB X Bahas Milenial, Pancasila, & Klitih

Puan Temui Sultan HB X Bahas Milenial, Pancasila, & Klitih

Yogyakarta, Gatra.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Puan Maharani dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X bertemu dan membahas generasi muda. Puan berharap DIY menjadi pelopor pendidikan Pancasila untuk generasi milenial Indonesia.

Adapun Sultan tengah menyiapkan solusi mengatasi maraknya aksi kriminal oleh remaja alias klitih di daerah yang dikenal sebagai kota pelajar ini. Puan dan Sultan bertemu di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Senin (20/1).

“Kami tadi banyak berdiskusi, khususnya dengan tugas utama kami (DPR) yaitu pengawasan, termasuk soal pendidikan Pancasila,” ucap Puan.

Putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini menyatakan harapan besarnya agar DIY bisa menjadi pelopor pendidikan Pancasila. Hal ini mengingat Yogyakarta menjadi tujuan belajar ribuan anak muda di Indonesia, tapi mampu menjaga situasi tetap kondusif dan adem ayem.

Puan pun berharap Pemda DIY memiliki perhatian terhadap pendidikan Pancasila. Apalagi jika mampu menjalankan program pendidikan Pancasila untuk generasi muda dari berbagai daerah, DIY bisa menjadi barometer bagi provinsi lain.

Puan juga menyatakan DPR siap bersinergi dan berkoordinasi untuk mengatasi sejumlah konflik sosial di DIY, terutama dalam penguatan ketahanan keluarga.

“Bagaimana nantinya keluarga menjadi tiang utama pendidikan bagi anak-anak dengan hadirnya perhatian orang tua dan lingkungan sosial terdekat. Kita jangan membiarkan anak-anak berjuang sendiri dan tidak mendapatkan perhatian yang mereka inginkan,” katanya.

Ia lantas mengapresiasi langkah Pemda DIY yang tengah fokus menangani masalah klitih atau aksi kriminal jalanan oleh remaja. Aksi ini terus terjadi di Yogyakarta bahkan hingga menelan korban jiwa.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Ketua DPR RI Puan Maharani usai bertemu, Senin (20/1) di Kompleks Gubernur DIY.  (GATRA/Kukuh Setyono/re1)

Menanggapi ini, Gubernur DIY menyatakan sejumlah konflik sosial, khususnya klitih, sudah ditangani secara hukum oleh Polda DIY. Namun hal ini belum tentu maksimal sebab penyebab utama kenakalan remaja ini berada di lingkup keluarga.

“Sekarang ini komunikasi antar (anggota) keluarga semakin sedikit karena semua, baik orang tua atau anak-anak, sudah memegang handphone. Dulu sebelum ada handphone, komunikasi dibangun saat makan pagi, siang, malam, bersama. Sekarang semua diam-diaman di meja makan,” katanya.

Menurut Sultan, minimnya komunikasi ini membuat remaja tidak nyaman dengan keluarganya dan mencari pelarian ke luar rumah.

Karena itu, bersama akademisi sosial dan sejumlah pihak, Pemda DIY berencana mempertemukan semua orang tua yang anak-anaknya pernah terlibat klitih. Mereka akan diajak bicara mengenai akar masalahnya dan menemukan solusi bersama.

“Kemungkinan juga akan terbit pergub yang mengatur anak sebelum dewasa, terutama tentang bagaimana pembinaan orang tua dilakukan. Semisal jika anak dibawah 18 tahun ditinggal selama tiga hari, apa yang harus dilakukan. Bisa nanti diwajibkan untuk dititipkan ke tetangga,” kata Sultan.

Puan dan Sultan bertemu pada jam 13.00-14.25 WIB. Selain keduanya, pertemuan juga dihadiri Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar, Komandan Korem 072/ Pamungkas Brigjen M Zamroni, anggota DPR RI PDIP dari DIY Esti Wijayanti dan Idham Samawi, Ketua PDIP DIY sekaligus Ketua DPRD DIY Nuryadi.

 

303