Cilacap, Gatra.com – Sebanyak 30 desa di lima kecamatan wilayah Kabupaten Cilacap bagian barat rawan longsor. Longsor dipengaruhi topografi wilayah yang kebanyakan berada di pegunungan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majenang, Edi Sapto Prihono mengatakan pada musim penghujan ini BPBD Cilacap telah membagikan bronjong dan turap untuk penguatan tanggul.
Bronjong tersebut didistribusikan ke wilayah rawan longsor, yang tersebar merata di lima kecamatan. Lima kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja dan Daeyuhluhur.
Baca juga : Antisipasi Longsor dengan Tanam Rumput Vetiver
“Kalau disebut satu per satu seperti di Kecamatan Karangpucung sendiri ada delapan wilayah yang rawan longsor. Ada Bangbulang, Pamulihan, Babakan dan lain sebagainya,” ucapnya.
Selain memperkuat wilayah rawan longsor, BPBD juga berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWS) untuk memperkuat tanggul sungai yang rawan jebol. Utamanya di Sungai Cijalu. BPBD bersama masyarakat juga melakukan penanganan sementara tanggul kritis.
“Penangannya bisa sementara dengan pengurukan menggunakan karung tanah diperkuat pancang,” ujarnya.
Dia menerangkan, di desa-desa tersebut, BPBD juga telah membentuk Desa Tanggap Bencana (Destana). Setiap destana memiliki kader tanggap bencana. Warga di desa yang telah dicanangkan menjadi Destana juga telah mendapatkan sosialiasi mitigasi bencana dan tanggap darurat bencana.
BPBD, kata dia, juga mendorong agar pemerintah desa mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan bencana, yang terdiri dari sosialisasi, mitigasi, tanggap darurat, bantuan, atau pembangunan infrastruktur untuk penanggulangan bencana.
“Sebenarnya desa juga bisa menganggarkan penanggulangan bencana. Desa juga bisa membantu korban bencana dengan anggaran dari APBDes,” jelasnya.