Home Milenial Bonus Demografi di Karanganyar, Ini yang Dilakukan Bupati

Bonus Demografi di Karanganyar, Ini yang Dilakukan Bupati

Karanganyar, Gatra.com - Jumlah penduduk usia produktif di Kabupaten Karanganyar jauh lebih besar dibanding tidak produktif. Jika tak disikapi dengan penyediaan lapangan kerja, dikhawatirkan muncul ledakan pengangguran.
 
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Karanganyar, Ani Indriastuti mengatakan jumlah penduduk yang tercatat hingga semester I tahun 2019 mencapai 925.131 jiwa. Jumlah itu terbagi usia produktif yang bekerja (15 hingga 64 tahun) sebanyak 551.500 jiwa dan sedangkan produktif tidak bekerja sebanyak 14.877 jiwa.
 
"Jumlah penduduk di Karanganyar termasuk tinggi. Data by name dan by addres untuk angkatan kerja sedang disiapkan. Supaya mendampinginya memenuhi kemampuan. Mereka harus bekerja supaya enggak menanganggur dan tidak membebani negara," katanya kepada Gatra.com di Karanganyar, Senin (20/1). 
Pihaknya juga menyiapkan data tunggal kependudukan yang dapat dipakai bupati menentukan kebijakannya, terutama penurunan angka kemiskinan. Data kependudukan yang digarapnya tak sekadar statistis namun juga kualitas personal penduduk.
 
"Yang diinginkan pak bupati itu ada aplikasi single data untuk kependudukan. Beliau ingin tahu penduduk sampai ke kehidupan ekonomi dan sosialnya. Klik ke RT dan RW muncul hasilnya," katanya. 
Peserta didik usia SD menggunakan fasilitas perpustakaan untuk menambah reverensi baca (GATRA/Abdul Alim/tss)

 

Sementara itu berdasarkan data di Disdukcapil, jumlah penduduk tak bersekolah mencapai 184.427 jiwa. Sedangkan penduduk hanya lulus SD sebanyak 259.355 jiwa. 
 
Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan perlunya menyiapkan anak-anak muda yang potensial dalam menyambut bonus demografi.
 
"Mereka harus diberi harapan, harapannya tentu dengan mempercepat akses apapun, baik perizinan atau luas wilayah yang tidak terlalu jauh," imbuhnya.
 
Ia menambahkan bonus demografi akan menjadi berkah jika angkatan kerja produktif yang mendominasi jumlah penduduk bisa terserap pada pasar kerja secara baik. Sebaliknya, bonus demografi menjadi bencana demografi jika angkatan kerja tidak terserap pasar kerja dengan baik.
 
"Bonus demografi harus direspons sebagai sebuah keberkahan yang berdampak positif bagi pembangunan SDM yang unggul, dimulai dengan prioritas di sektor kesehatan dan dilanjutkan dengan memperkuat pembangunan di sektor vokasi," ucapnya.
440