Purwokerto, Gatra.com – Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof DR Haedar Nashir mengimbau agar dunia pendidikan mengajarkan komitmen kebangsaan untuk generasi muda. Pasalnya, kepandaian tak cukup untuk membangun negeri ini.
“Khusus untuk generasi muda, yang lahir di era millenial, tidak cukup hanya dengan kepandaian, ahli IT. Harus ada komitmen kebangsaan untuk membangun,” katanya, di Purwokerto.
Menurut dia, dengan komitmen kebangsaan ini, kaum terdidik terutama generasi muda akan lebih berguna untuk sesamanya, alih-alih hanya terbatas di kelompoknya.
Dia juga meminta agar generasi millenial yang hidup di era industri 4.0 itu tak cukup bangga memiliki keahlian atau kepandaian tertentu. Seseorang akan dianggap berhasil jika telah bermanfaat untuk masyarakat luas.
Haedar mengemukakan, salah satu yang perlu dilakukan adalah dengan mengenalkan tokoh bangsa yang menginsipirasi. Para tokoh bangsa ini, kata dia, berjuang sejak zaman kolonial untuk bangsanya, dan bukan untuk kelompoknya.
Dia mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Banyumas yang telah menggunakan nama KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari dan Sukarno sebagai nama jalan. Sebab, mereka bertiga adalah tokoh bangsa yang menggerakkan bangsa Indonesia pada masa kolonial hingga kemerdekaan.
“Betapa para tokoh ini telah memberikan yang terbaik. Dan bagaimana mereka bersusah payah membangun bangsa ini,” ujarnya.
Dia menginginkan agar generasi muda mencontoh tokoh-tokoh bangsa yang berjasa membangun negeri. “Kaum milenial itu harus ada rasa cinta dan komitmen kebangsaan,” ujarnya.
Dia juga mendorong agar pemerintah mencontoh Bupati Banyumas, Achmad Husein yang proaktif untuk menggunakan nama tokoh bangsa untuk nama jalan. Tak hanya sekadar nama, dia berharap agar para tokoh itu terinspirasi.
“Masyarakat saya harap juga ikut proaktif untuk mengusulkan agar nama jalan diubah atau dinamai tokoh bangsa. Karena yang simbolik ini sekarang penting,” dia menjelaskan.