Tegal, Gatra.com - Perajin kue atau dodol keranjang di Kota Tegal, Jawa Tengah mulai kebanjiran pesanan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. Namun jumlah pesanan tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu perajin kue keranjang, Mindayani Wirdjono (79) mengatakan, produksi kue keranjang sudah mulai dilakukan sejak awal Januari.
"Awal Januari sudah mulai banyak pesanan. Semakin dekat Imlek bisanya semakin banyak," kata Mindayani, Minggu (19/1).
Meski demikian, Mindayani mengatakan kue keranjang yang dipesan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek pada tahun ini mengalami penurunan. Biasanya pesanan kue keranjang mencapai satu ton per minggu. Pada tahun ini hanya delapan kuintal per minggu.
"Penurunan produksi 20 persen ada. Pegawainya biasanya 40, sekarang 30. Cuma karena saya langganannya banyak jadi ya lumayan lah," ungkapnya.
Dalam sehari, Mindayani memproduksi kue keranjang sebanyak tiga kuintal. Kue keranjang dengan merek Sido Makmur ini dikirim ke Kota Semarang, Bandung, Pekalongan dan Solo.
"Imlek tahun ini targetnya bisa menjual tiga ton," ujar warga Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat ini.
Kue keranjang dibuat dari campuran beras ketan dan gula merah. Setelah diaduk merata, adonan tersebut dimasukkan ke dalam cetakan khusus lalu dikukus dalam panci berukuran besar selama 12 jam.
Kue keranjang produksi Mindayani memiliki beberapa varian rasa. Yakni original, vanila, coklat, dan pandan. Harganya Rp20 ribu per kotak. "Satu kotak isinya empat," ujar Mindayani.
Mindayani sudah memproduksi kue keranjang tiap menjelang Imlek sejak tahun 80-an. Ia dibantu anak dan puluhan karyawan musiman. Selain laris dipesan warga Tionghoa sebagai pelengkap perayaaan Imlek, kue khas itu juga dibagian Mindayani ke kerabat dan tetangga-tetangganya.
"Sama seperti umat Islam membagikan ketupat kalau Lebaran, saya juga tradisinya membagikan kue keranjang," ujarnya.