Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengakui perpustakaan di dalam negeri saat ini rata-rata mengoleksi buku yang tidak update, sehingga banyak anak yang tidak lagi tertarik untuk datang dan membaca di perpustakaan.
“Perpustakaan untuk sekolah pun kebanyakan buku paket, buku kurikulum. Sebagai anak, ngapain saya datang untuk baca buku textbook lagi. Perspektif untuk meningkatkan literasi harus mulai dulu dari konten yang menarik, dan konten yang menarik tidak bisa lagi diputuskan oleh pihak yang jauh umurnya dari end usernya,” kata Nadiem di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (17/1)
Nadiem mengatakan, untuk meningkatkan literasi anak-anak dalam generasi ini, anaklah yang harus diberikan kebebasan menentukan konten bacaan yang menurut mereka menarik sehingga menimbulkan minat baca anak sejak dini.
“Mau komik, mau cerita detektif, mau anime, romace. Itu yang harusnya kita lakukan dan sebarkan untuk menumbuhkan cinta pada membaca. Kuncinya literasi itu disitu. Karena satu-satunya orang yang bisa mem-break ceailing untuk literasi itu diri anak sendiri, bukan orang tua dan bukan guru,” jelas Nadiem.
Kunci literasi membaca menurut Nadiem, adalah dengan proses dorongan dari orang tua, guru, dan orang-orang sekitar sang anak agar bisa mencintai kegiatan membaca, dan hal tersebutlah yang harus diubah kedepan.
“Paradigma ini yang harus diubah. Konten di perpusatakaan harus diubah. Apa yang menurut orang tua penatas untuk menjadi bahan pendidikan harus di Challange. Karena yang penting adalah kalau ada anak balik halaman dan dia senang membaca, di situlah kita tahu kita udah di path [Jalur] yang seperti apa,” ujar Nadiem.