Jakarta, Gatra.com - Politikus Partai Demokrat, Andi Arief sempat mengomentari Operasi Tangkap Tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK) terhadap Komioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan, yang diduga menerima suap dari caleg PDI Perjuangan, Harun Masiku.
Kicauan di akun twitter itu juga menyeret nama sang Sekjen, Hasto Kristiyanto, yang belakangan turut dikutip oleh banyak media massa.
Tak lama dari kicauan itu dibuat, tim kuasa hukum partai berlambang banteng itu menyambangi Dewan Pers, hari ini. Ada pun kedatangan tim itu untuk berkonsultasi terkait pemberitaan dugaan suap yang meledak selama dua pekan terakhir itu.
Bukan hal yang sulit untuk melaporkan kicauan atau pemberitaan yang mengarah kepada PDI Perjuangan, mengingat tim tersebut diisi "sepuh" yang cukup khatam perihal hukum.
Namun, Wakil Koordinator Tim Kuasa Hukum PDI Perjuangan, Teguh Samudera mengaku pihaknya masih mengonsultasikannya.
"Nanti akan kita laporkan hasil konsultasi dengan Dewan Pers kepada pemberi kuasa PDIP. Hasilnya akan kita laporkan nanti, tindakan apa yang dilakukan perintahnya, apa itu, baru kita jalankan. Ini kan kuasa hukum," kata Teguh di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Jumat (17/1).
Dewan Pers menjelaskan bahwa kicauan akun Twitter merupakan ranah kepolisian, bukan ranah Dewan Pers.
Karena itu, tim kuasa hukum turut berkonsultasi ke Bareskrim Polri dan ke lembaga lain, seperti Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) serta Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Terkait pemberitaan dugaan suap yang beredar itu, Teguh menyebut pihaknya merasa disudutkan dengan framing pemberitaan yang politis. Teguh merasa pemberitaan itu sangat merugikan, bahkan menghancurkan PDI perjuangan.
"Karena ada berita-berita memfreming secara politik untuk merugikan dan ingin menghancurkan PDI Perjuangan. Kamu mengalami kerugian yang bertubi-tubi seperti apa nih? Kami konsultasi, kami tidak mau salah langkah apalagi sampai berhadap-hadapan dengan melemahkan kebebasan pers, kami enggak mau," katanya.
Sebelumnya pada 9 Januari 2020 lalu, Andi Arief berkicau mengenai OTT KPK yang menyeret Caleg PDI Perjuangan Harun Masiku dan Komisioner KPU Wahyu Setiawan. Ia mempertanyakan apakah dugaan suap itu sudah dilakukan secara sistemik.
"Miris saya mendengar kabar OTT komisioner KPU bersama caleg partai suara terbesar Pemilu. Lebih miris lagi kabarnya bersama dua staf Sekjen partai tersebut. Sistemik?" tulis dia di akun Twitternya, @AndiArief_, Kamis siang, (9/1).
Di kicauan berikutnya, Andi secara terang-terangan menyebut nama Hasto Kristiyanto. Ia mempertanyakan soal penyesalan.
"Jika benar ada dua staf sekjend Hasto Kristiyanto dengan inisial S dan D juga ikut OTT KPK bersama caleg partai tersebut, maka apa arti sebuah tangisan?" tulisnya.
Andi mengaku tak merasa senang apalagi mengambil keuntungan saat partai besar itu tersandung masalah. Ia hanya menyebut PDI Perjuangan melakukan kejahatan politik.
"Saya tidak bergembira ada partai yang terlibat dalam suap menyuap dan di OTT KPK. Tidak elok ambil keuntungan di saat ada partai sedang sulit. Tapi partai pemenang pemilu dan berkuasa bisa mengatur Komisioner KPU, ini kejahatan politik," katanya.