Cilacap, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah berinovasi untuk menanggulangi abrasi pantai dengan cara ramah lingkungan, yakni dengan memasang anyaman sabut kelapa sebagai tanggul.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono mengatakan selain berfungsi sebagai penahan abrasi, sabut kelapa itu diklaim juga mampu menahan pasir yang terdorong dari luar garis pantai.
Dengan begitu, hamparan pasir di bagian luar tanggul yang berhadapan dengan pantai lepas bakal akan landai dan secara teori bisa mengembalikan pantai seperti sediakala.
“Pasirnya akan tertahan sehingga pantai relatif aman dari abrasi” ucapnya.
Seperti diketahui, pantai selatan dikenal dengan ombaknya yang tinnggi. Selain itu, pada musim tertentu gelombang pasang. Ombak tinggi tersebut menyebabkan pantai mengalami abrasi. Bahkan, pondasi beton penahan ombak pun rusak akibat terkikis hantaman ombak.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy mengungkapkan, pemasangan anyaman sabut kelapa dilakukan di garis pantai Kemiren, Tegalkamulyan, Cilacap. Dalam jangka sebulan, ada penambahan volume pasir yang tertahan di tanggul sabut kelapa dan di bagian luar yang berhadapan dengan garis pantai.
Sebelumnya, antara titik tertinggi tanggul sabut kelapa dengan garis pantai berjarak kurang lebih satu meter. Dalam jangka sebulan, permukaan pasir pantai naik secara signifikan. Diyakini, tanggul sabut kelapa ini secara bertahap akan mengembalikan kelandaian pantai seperti sebelum diterjang gelombang pasang.
“Perkembangannya cukup bagus,” dia kata Komara.
Menurut dia, pemasangan anyaman sabut kelapa untuk penahan abrasi sangat mudah. Sabut dibuat semacam anyaman mirip keset. Lantas, anyaman ini dibentuk lembaran karung dan diisi dengan pasir sebagai tanggul penahan abrasi.
Tanggul kemudian diperkuat dengan cerucuk bambu yang juga ramah lingkungan. “Kalau dulu kan istilahnya webbing cut. Ini serabut kelapa yang berongga. Kalau yang ini, sabut kelapa yang dianyam, seperti alas kaki atau keset itu,” jelas Komara.
Meski dibuat dengan bahan organik, kekuatan sabut kelapa diklaim tak kalah dari talut atau tanggul yang terbuat dari pasangan batu dan semen. Bahkan, talut semen justru terbukti tak mampu menahan abrasi lantaran turut ambrol saat diterjang bencana gelombang tinggi.