New York, Gatra.com - Menopause dikenal sebagai keadaan di mana seorang wanita secara efektif berhenti mengalami menstruasi bulanan dan tidak dapat lagi mengandung anak.
Gejala alami itu tidak dapat dihindari menjadi bagian dari kehidupan wanita.
Sayangnya, ada kasus di mana menopause datang sedikit lebih awal dari yang diharapkan, dan membuat pasangan yang masih ingin hamil kesulitan.
Namun masih ada harapan sejak penelitian baru mengungkapkan, bahwa hubungan seksual yang rutin berpotensi memperlambat menopause.
Sebuah penelitian menemukan, wanita yang berhubungan seks setidaknya sekali sebulan (atau lebih) memiliki risiko yang jauh lebih rendah untuk memasuki menopause lebih awal daripada wanita yang memiliki kehidupan seks yang jauh lebih sedikit aktif.
Penelitian tersebut mengambil data dari hampir 3.000 wanita yang tinggal di AS.
Mereka yang melakukan aktivitas seksual setiap minggu (atau lebih sering), 28% lebih kecil untuk mengalami menopause pada usia berapa pun dibandingkan dengan wanita yang mengatakan mereka terlibat dalam seks kurang dari sebulan sekali.
Aktivitas seksual tidak terbatas pada hubungan seksual karena juga termasuk seks oral, sentuhan seksual dan simulasi seksual.
"Jika seorang wanita tidak melakukan hubungan seks dan tidak ada kemungkinan kehamilan, maka tubuh 'memilih' untuk tidak berinvestasi dalam ovulasi, karena itu tidak ada gunanya," kata seorang kandidat PhD di University College London (UCL) yang ikut memimpin penelitian, Megan Arnot seperti yang dilansir dari Medical Daily, Kamis (16/1).
Dia menambahkan, menopause kemungkinan dikembangkan oleh manusia melalui evolusi untuk meningkatkan kemungkinan wanita yang lebih tua masih bugar bahkan di tahun-tahun berikutnya. Sebab, wanita lebih rentan terhadap penyakit ketika mereka berovulasi.
“Menopause tentu saja merupakan keniscayaan bagi wanita dan tidak ada intervensi perilaku yang akan mencegah penghentian reproduksi. Meskipun demikian, hasil ini merupakan indikasi awal bahwa waktu menopause mungkin adaptif dalam menanggapi kemungkinan hamil," kata seorang profesor antropologi di UCL yang bekerja pada penelitian dengan Arnot, Ruth Mace.