Karanganyar,Gatra.com-Talud SMK Negeri Jatipuro ambrol pada Rabu (15/1/2020) pukul 17.00 WIB. Meski tak menimbulkan korban jiwa, namun pihak sekolah terpaksa mengevakuasi aset dan mengosongkan ruang belajar untuk menghindari longsor susulan.
Kepala SMKN Jatipuro, Tulai Mustopo mengatakan talud ambrol berukuran 20 meter dan tinggi 4 meter. Materialnya runtuh ke bawah dan nyaris menimpa ruang laboratorium tata busana.
"Hujan deras selama hampir sejam. Kemudian taludnya ambrol. Untung tidak ada yang beraktivitas di sekitar situ karena jam sekolah sudah berakhir," katanya kepada wartawan, Kamis (16/1/2020).
Setelah mengetahui sekolahnya terancam, ia memerintahkan sejumlah aset di ruang laboratorium dievakuasi. Ia khawatir terjadi longsor susulan yang menghancurkan ruang lab berikut isinya. Adapun aset yang dipindahkan ke ruangan lain seperti 10 unit mesin jahit. Ia juga menunda penggunaan ruang tersebut sampai kondisi dirasa aman.
"Kami sudah buat laporan ke dinas, kerugian ditaksir senilai Rp50 juta," ujarnya kepada wartawan, Kamis (16/1).
Terpisah Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Disdikbud Jateng, Eris Yunianto meminta seluruh pengelola sekolah di bawah naungan Pemprov Jawa Tengah supaya melapirkan kondisi terbaru. Kerusakan akibat bencana alam maupun sebagainya supaya dihitung estimasi kerugian. Lalu akan disampaikannya ke Disdikbud Jawa Tengah.
"Diimbau mengantisipasi kerawanan lain yang dimungkinkan membahayakan," pungkasnya.
Sementara itu, warga bersama forkopimcam Jatipuro bekerja bakti membersihkan material longsoran talud ambrol pada Kamis (16/1). Di lokasi lain, longsoran tebing menjebol dinding rumah warga Dusun Wonorejo, Rt 04/Rw I Desa Gumeng, Jenawi, Krisbiantoro (41) pada Rabu (15/1) pukul 17.30 WIB. Tembok berukuran tinggi 2 meter dan lebar 3 meter itu hancur. Pemilik rumah bersama keluarga disarankan mengungsi sementara sampai kondisi benar-benar aman.
"Kami menyarankan pemilik rumah waspada karena besar kemungkinan longsor susulan. Tebingnya berpotensi longsor lagi," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karanganyar, Bambang Djatmiko.