Medan, Gatra.com - Tersangka ZH yang merupakan otak pembunuhan terhadap suaminya Jamaludin memperagakan proses pembunuhan terhadap anggota hakim di Pengadilan Negeri (PN) Medan tersebut.
Dalam rekonstruksi kedua yang dilaksanakan di rumah kediamannya di kawasan Kompleks Royal Monaco, Kamis (16/1), ZH menghabisi nyawa Jamaludin di kamar tidurnya tepat disamping anaknya.
ZH berada diantara Jamaludin dan anaknya, serta berusahan menenangkan anaknya yang terbangun. Kemudian dua pelaku lainnya yakni JP dan RP membekap mulut korban. ZH juga turut serta membantu untuk menghilangkan nyawa Jamaludin dengan menduduki kaki Jalamaludin.
Korban tidak berdaya melawan pembekapan yang dilakukan tiga orang tersangka. Jamaluddin mati lemas akibat kehabisan oksigen. Dalam rekonstruks yang dilakukan di kediaman korban, tersangka ZH, JP dan RF memerankan 54 adegan.
ZH menyusun skenario bahwa Jamaluddin meninggal karena serangan jantung. Maka kedua eksekutor membekap wajah Jamaluddin saat tertidur menggunakan bantal dan bed cover. Namun Jamaluddin tewas, ada luka lebam di wajahnya.
Kemudian ZH dan dua eksekutor mencari cara untuk menutupi pembunuhan terhadap Jamaluddin. Setelah meninggal, di wajah korban ada lebam warna biru dan merah. Maka istri korban langsung mengatakan 'kalau seperti ini akan membahayakan saya,” katanya.
ZH bersikeras jasad korban dibuang. Dan tersangka yang dua lagi, JP dan RF juga berkeras. 'Nah ini juga membahayakan kami,” terang Kapolda Sumut, Martuani Sormin kepada wartawan menirukan dialog antara ketiga pelaku.
Dua bersaudara JP dan RF berencana membuang jasad Jamaluddin saat tengah malam, sekitar pukul 01:00 dini hari. Namun ZH melarang keras karena menyadari bahwa suaminya tidak punya kebiasaan keluar rumah saat tengah malam.
Menurutnya, jika jasad korban dibuang dini hari, hal itu akan memancing kecurigaan sekuriti yang menjaga kompleks. Ketiganya akhirnya memutuskan membawa keluar jasad korban ketika subuh. Mereka membuat skenario Jamaluddin tewas akibat kecelakaan lalu lintas.
Jasad korban diangkut dengan mobil lalu dibuang di desa Kutalimbaru. Mobil Toyota Prado yang di dalamnya jasad Jamaluddin ditabrakkan ke pohon kelapa sawit di areal kebun sawit. Hal itu dilakukan agar seakan-akan Jamaluddin adalah korban kecelakaan.