Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan seluruh pihak harus menyadari bahwa saat ini siswa-siswa SMP dan SMA harus mulai terbiasa dengan kemajuan teknologi. Pihaknya mendukung konsep pengajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, dan matematics) yang diperkenalkan Jakarta Intercultural School (JIS).
Apalagi, dalam era Revolusi Industri 4.0 saat ini, lanjut Bambang sudah makin banyak jenis pekerjaan yang hilang dan juga akan makin banyak jenis pekerjaan yang baru.
Bambang menghimbau agar siswa harus dibiasakan untuk mengenal Teknologi sejak sekarang untuk bisa mengantisipasi masa depannya.
“Pendekatan STEAM di JIS ini bisa menjadi contoh sebuah prototipe yang baik untuk sekolah lain di Indonesia. Guna membiasakan studentnya atau siswanya berinteraksi dengan kemajuan teknologi,” kata Bambang di Sekolah JIS, Jakarta, Kamis (16/1).
Bambang berharap model pengajaran STEAM bisa diaplikasikan di sekolah-sekolah di tanah air. Kedepan akan diusulkan kepada pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Dinas Pendidikan di Daerah.
“Kami ingin mengusulkan di Kemendikbud maupun Disdik daerah, untuk bisa mengadaptasi model ini. Tidak harus di tiap sekolah, tapi bisa menggunakan yang namanya fasilitas bersama. Sehingga, tiap sekolah bisa benar-benar memanfaatkan adanya pemahaman mengenai Revolusi 4.0 sejak dini,” kata Bambang.
Head of School JIS, Tarek Razik, menyebut STEAM merupakan pengajaran atau pendekatan pendidikan dengan lima ilmu pengetahuan sebagai basis sehingga anak-anak bisa berpikir kritis, mampu memecahkan masalah, siap menjadi warga global dan komunikator, kolaborator, pemimpin, kreator dan wirausaha.
“Sejalan dengan visi-misi Indonesia, Kami juga berkomitmen untuk berperan aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui program STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) yang sesuai dengan konsep Education 4.0” kata Tarek.