Brasilia, Gatra.com - Suku asli Brasil menentang rencana Presiden Jair Bolsonaro untuk membuka lahan di hutan hujan Amazon. Mereka menilai upaya tersebut dapat menghancurkan ekosistem Amazon.
Pada Rabu (15/1), sekitar 450 anggota dari 47 suku mengadakan pertemuan untuk membahas penolakan terhadap Bolsonaro. Kepala suku, Kayapó Raoni Metuktire, meminta Kongres Brasil untuk membatalkan rencana presiden.
"Kami di sini untuk mempertahankan tanah kami dan menyuruhnya berhenti berbicara buruk tentang kami," kata Raoni seperti dikutip Reuters, Kamis (16/1).
Baca juga : Bintang Kerdil Merah dan Dua Superbumi di Zona Layak Huni
Dia mengatakan, keberadaan komunitas ekstraktif non pribumi yang hidup dari menyadap karet dan menjual buah-buahan hutan terancam oleh deforestasi. “Bersatu kita bisa melawan. Mereka memiliki kekuatan negara, tetapi kami memiliki kekuatan air, bunga, dan tanah leluhur,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, turut hadir Angela Mendes, putri penyadap karet serta serikat buruh dan aktivis lingkungan.
Diketahui, Bolsonaro berjanji mengintegrasikan masyarakat adat ke dalam ekonomi dan masyarakat Brazil. Namun, langkah tersebut dinilai dapat membunuh budaya dan bahasa suku asli.
Bolsonaro mengatakan, suku-suku memiliki tanah terlalu banyak dan dia ingin membuka reservasi untuk penambangan komersial dengan harapan dapat mengembangkan Amazon dan mengangkat masyarakat adat dari kemiskinan.