Jakarta, Gatra.com- Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara mengatakan, setelah pemilu 2019, hampir semua partai politik melakukan kongres atau munas untuk memilih Ketua Umum. Rata-rata ketua umum petahana terpilih kembali.
“Kalau saya lihat trennya, pertama setelah pemilu 2019 kemarin semua parpol melakukan kongres atau munas seperti Golkar, PKB, PDIP, Gerindra, Hanura semua rata-rata memilih kembali ketua umumnya, petahana itu kembali menjadi ketua umum,” ujar Igor melalui rilis yang diterima Gatra.com, Kamis (15/01/2020).
Igor menjelaskan tren kembali petahana ketua umum seperti, Gerindra sudah pasti Prabowo, PDIP kembali memilih Megawati, PKB tetap dinahkodai Muhaimin Iskandar, Golkar tetap dipimpin Airlanggar Hartato dan Hanura masih mempercayakan Osman Sapta Odang (OSO) tetap menjadi ketua umum. “Kalau lihat trenya ya petahana lagi,” ulasnya.
Lanjut Igor, tren selanjutnya rata-rata ketua umum dipilih secara aklamasi demi untuk menghindari perpecahan ditubuh partai itu sendiri. “Nah PAN sebaiknya memang mengikuti tren itu, karena kalau aklamasi tidak mungkin pecah,” beber Igor.
Ia berpendapat kalau misalkan PAN melakukan kongres dan melakukan voting yang berujung pecah atau terjadi dualisme kepengurusan, perolehan suara PAN diprediksi bisa jatuh, “partai yang pecah saat kongres atau munas itu hanya golkar saja yang partainya kuat, solid bisa bertahan lalu eksis dan bisa tembus lolos ke parlemen,” urainya.
Igor menyarankan, PAN sebaiknya tetap solid caranya dengan melakukan mekanisme aklamasi tapi jika aklamasi tidak dimungkinkan, maka mekanisme voting diharapkan tidak memecah belah antara pendukung calon ketua umum yang kalah, “jangan sampe pecah lebih baik aklamasi nah kalau voting resikonya pecah,” jelas Igor.
Melihat kondisi saat ini, jika kongres PAN dilakukan hari ini atau paling lama dua minggu kedepan potensi Zulkifili Hasan memiliki potensi untuk kembali jadi ketua umum terbuka lebar. Dilihat secara tingkat popularitas Zulhas sebagai petahana tentu sudah popular dibandingkan dengan penantangnya seperti Mulfachri Harahap, Bima Arya, Drajad Wibowo maupun Asman Abnur.
Penantang terkuat Zulhas diprediksi Mulfachri Harahap namun timnya baru bergerak turun kedaerah baru-baru ini, calon ketumnya lainya hampir tidak kelihatan pergerakannya, sementara Zulhas sudah mengantongi dukungan dari 30 DPW PAN (Provinsi) dan 350 DPD (Kabupaten/Kota). “Perkiraan ada sekitar 558-600 suara yang diperebutkan kalau voting dilakukan, Zulhas sudah mendapat dukungan setengahnya kurang lebih mengarah ke Zulhas,” tukasnya.
Terkait kritikan kubu Mulfahri mengenai suara PAN yang turun pada Pileg 2019 kemarin dan menganggap gagal kepemimpinan Zulhas, Igor kurang sependapat sebab kalau diperhatikan justru PAN stabil suaranya di 9,5 juta suara, partai yang suaranya naik signifikan pada pemilu kemarin adalah Nasdem, PKS, PKB dan partai yang mengalami penurunan suara yaitu Demokrat, PPP. “PAN stabil diangka 9,4 sampai 9,5 juta suara, tidak bisa dikatakan Zulhas gagal,” tukas Igor.