Padang, Gatra.com - Kehadiran teknologi terus memberikan kemudahan bagi masyarakat. Terutama untuk akses atau transaksi lebih cepat, efektif, dan gampang. Misalnya, beramal melalui dompet elektronik atau mobil banking bernama QR Code Indonesian Standard (QRIS) yang diinisiasi Bank Indonesia (BI).
Dengan memakai aplikasi elektronik server based yakni QRIS, semua orang bisa berzakat, berinfak, sedekah, tanpa ribet melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Salah satunya di Sumatra Barat (Sumbar), masyarakat sudah bisa bertransaksi dengan mudah dan lebih praktis hanya menggunakan jari di telepon genggam.
Menurut Kepala BI Perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama di Padang, Selasa (14/1), dengan QRIS masyarakat Sumbar bisa beramal lebih banyak dan aman. Baik di Baznas Sumbar maupun ke Masjid Raya Sumbar, tanpa harus membawa uang tunai. Cara ini dinilai lebih tepat sasaran, dan bisa lebih banyak memberi manfaat.
"Sekarang semuanya bisa beramal lebih mudah, baik bayar zakat, infak, atau sedekah menggunakan QRIS. Lebih praktis, dan tanpa ribet," kata Wahyu saat peluncuran QRIS di Masjid Raya Sumbar.
Menurut Wahyu, cara membayar zakat menggunakan telepon pintar juga sangat mudah, hanya disarankan mengunduh aplikasi pembayaran, seperti Link Aja, OVO, Gopay, Dana CIMB Niaga Syariah dan BCA. Kemudian memindai barcode, dan selanjutnya pengguna memasukkan angka nominal uang yang akan disalurkan.
Ia menjelaskan, salah satu kelebihan QRIS ini, yakni memberikan kemudahan bertransaksi Setelahnya, masyarakat bisa mengubah kebiasaan lama melakukan pembayaran secara tunai. Pasalnya, penggunaan aplikasi nontunai di Sumbar belum begitu banyak Padahal di daerah lain transaksi nontunai suah menjadi lifestyle.
Kendati begitu, pihaknya akan terus menyosialisasikan penggunaan QRIS untuk pembayaran zakat, infak, sedekah melalui telepon pintar di masjid yang ada di Sumbar. Apalagi, selain jumlah nominal transaksi akan lebih besar, pembayaran nontunai dan QRIS juga aman, karena adanya pembatasan simpanan hanya Rp2 juta.
"Cara masjis mendapatkan barcode, hanya butuh satu atau dua hari. Setelah itu, bisa bertransaksi. Nominalnya pasti lebih banyak, malulah transfer infak uang ribuan," cetus Wahyu.
Sementara Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menyambut baik penerapan QRIS di Baznas atau Masjid Raya Sumbar. Baginya, hal ini sebagai bentuk beramal dengan pemanfaatan teknologi terkini, yang lebih efektif, praktis, dan mudah. Ia juga menganjurkan, banyak masjid di Sumbar sistem pembayaran zakatnya menggunakan QRIS.
"Kita harus memanfaatkan teknologi, QRIS ini tanda satu langkah kita lebih maju. Tanpa ribet, kita bisa langsung beramal, yakni bayar zakat, infak, sedekah secara langsung dan terekap otomatis," terang Irwan.
Sebelumnya, pernyataan serupa juga disampaikan Ketua MUI Sumbar, Gusrizal Gazahar, QRIS merupakan terobosan baru untuk memudahkan masyarakat berzakat secara nontunai. Ia berpendapat, kehadiran QRIS juga bagian meminimalisir kasus pencurian kotak infak di masjid atau musalla.
Meskipun begitu, alumni Al-Azhar, Mesir itu berharap, sistem ini hendaknya terus disempurnakan dan disosialisasikan. Tujuannya, agar masyarakat paham penggunaannya, demi membantu kepentingan ummat melalui teknologi. Melalui zakat, akan bisa membangunan dan ikut andil dalam kemajuan Islam.
"Tentu penggunaannya harus disosialisaikan, sebab tidak semua pakai telepon pintar (android). Teknologi harus dimanfaatkan untuk jalan beramal," tukas Gusrizal.