Batam, Gatra.com - Pertamina menyalurkan Biodiesel 30 (B30) di empat Fuel Terminal (FT) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Empat FT inilah yang kemudian menyalurkan ke lima kabupaten dan dua kota yang ada di provinsi itu.
"Proses pencampuran B30 dilakukan di Integrated Terminal Tanjung Uban di Bintan. Adapun pasokan FAME-nya berasal dari PT Musim Mas, Kecamatan Nongsa, Batam, Kepri," kata Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) I, M Roby Hervindo kepada Gatra.com di Batam, Selasa (14/1).
Dari Integrated Terminal Tanjung Uban ini, saban hari ada 136 kilo liter (KL) B30 yang disalurkan ke 14 SPBU, 1 SPBUN (nelayan) dan 12 APMS (SPBU Kecil) di Kota Batam, Bintan Utara, Lingga, Karimun serta di Tanjung Pinang.
Integrated Terminal Tanjung Uban juga kata Roby menyalurkan B30 ke FT Kijang, FT Kabil, dan FT Natuna.
"Fuel Terminal Kabil menyalurkan 88 KL Biosolar dan 10 KL Dexlite kepada 37 SPBU, satu SPBN dan satu SPDN di Kota Batam," rincinya.
Sementara Fuel Terminal Kijang menyalurkan B30 jenis Biosolar sebanyak 110,5 KL kepada 10 SPBU, 3 SPBUN serta Bunker PSO di Tanjung Pinang, Lingga, Karimun dan Bintan.
Yang terakhir Fuel Terminal Natuna menyalurkan 135 KL perhari ke wilayah kepulauan di Kabupaten Anambas dan Kabupaten Natuna. Di sana ada 1 SPBU, 4 SPBU Kompak, Mini dan Modular serta 7 SPBUN.
"Kami ingatkan kembali bahwa B30 tergolong BBM bersubsidi, yang peruntukannya hanya bagi usaha mikro, kapal nelayan, dan pertanian. Bagi kendaraan transportasi darat kecuali mobil barang untuk pengangkutan hasil kegiatan perkebunan dan pertambangan dengan jumlah roda lebih dari 6 (enam) buah," katanya.
Jadi kata Roby, Pertamina akan terus mengawasi penyaluran B30 itu supaya tepat sasaran.
Reporter: Fathur Rohman