Tegal, Gatra.com - Bencana banjir menjadi ancaman bagi Kota Tegal, Jawa Tengah saat musim hujan. Dua alat Early Warning System (EWS) dipasang untuk mendeteksi secara dini ancaman tersebut.
Dua EWS tersebut dipasang di Polder Bayeman, Kelurahan Kaligangsa, Kecamatan Margadana, Kota Tegal dan Bendungan Pintu Seng di Desa Sidapurna, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.
"Dua EWS baru dipasang akhir September 2019. Pemasangan dua alat ini untuk mengantisipasi banjir," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal, Andri Yudi Setiawan kepada Gatra.com, Selasa (14/1).
Yudi menjelaskan, EWS tersebut dipasang untuk memantau kondisi debit air di Bendungan Pintu Seng yang aliran airnya menuju ke Sungai Kemiri dan di Polder Bayeman yang berfungsi untuk menampung air hujan serta mengatur suplai air ke Sungai Gangsa. Peningkatan debit air di kedua tempat itu saat curah hujan tinggi berpotensi mengakibatkan banjir di wilayah Kota Tegal.
Jika permukaan debit air meningkat hingga mencapai level kritis, EWS tersebut secara otomatis akan memberikan sinyal peringatan melalui pesan singkat ke kantor BPBD.
"Ketika debit air meningkat dan pintu air dibuka, kami akan mendapat sinyal warning melalui SMS sehingga bisa mempersiapkan langkah-langkah antisipasi," jelas Yudi.
Menurut Yudi, dua EWS tersebut berasal dari pengadaan BPBD yang bekerjasama dengan rekanan. Rekanan ini dipilih berdasarkan rekomendasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) karena sudah membuat EWS banjir, longsor, pergerakan tanah, dan tsunami.
"Karena ancaman wilayah Kota Tegal adalah banjir, jadi kami meminta spesifikasinya banjir. Baru musim hujan tahun ini, kami menggunakan teknologi untuk mengantipasi terjadinya banjir," ungkap Yudi.
Sebelumnya Yudi mengatakan, terdapat 18 kelurahan di Kota Tegal yang rawan banjir dari total 27 kelurahan. Terdiri dari delapan kelurahan rawan banjir limpasan sungai dan Polder Bayeman, dan 10 kelurahan rawan banjir perkotaan.