London, Gatra.com -- Pengobatan kanker yang lebih efektif memasuki cakrawala baru. Para peneliti telah menemukan bagaimana sel-sel pembunuh tumor diaktifkan. Dokter telah bertahun-tahun menggunakan terapi sel T CAR untuk membuat beberapa sel kekebalan secara langsung menarget sel tumor pada pasien kanker darah.
Mereka tahu sel T CD4 +, yang dikenal sebagai 'penolong' karena mereka mengangkut nutrisi penting, mulai memerangi kanker secara agresif setelah perawatan. Namun, bagaimana kemampuan kekuatan penuh mereka untuk membunuh tumor tetap masih menjadi misteri sampai saat ini.
Dalam sebuah studi pada tikus, peneliti University College London menemukan dua molekul bertanggung jawab untuk memulai aktivitas pembunuhan sel kanker. Para ilmuwan telah menemukan bagaimana sel-sel pembunuh kanker diaktifkan selama imunoterapi.
Menaikkan tingkat IL-2 dan Blimp-1, yang mengatur sel kekebalan, mendorong sel T CD4 + untuk mulai menyerang kanker. Mereka mengatakan temuan ini membuka pintu untuk perawatan kanker baru yang 'lebih efektif' yang memaksimalkan potensi sel T CD4 + untuk melawan penyakit.
Sel T adalah bagian dari sel darah putih, yang memainkan peran kunci dalam respon imun tubuh. Mereka bergerak di seluruh tubuh, memburu sel yang terinfeksi. Tetapi mereka biasanya tidak mengenali kanker, karena penyakit ini berkembang dari jaringan tubuh sendiri.
Dalam terapi sel T CAR, bentuk perintis imunoterapi, sel T dimodifikasi untuk menyerang sel tumor dan kemudian disuntikkan kembali ke dalam tubuh.
Perawatan ini digunakan pada anak-anak dan orang dewasa dengan kanker darah dan sekitar 200 orang mendapat manfaatnya setiap tahun di Inggris. Lebih dari 1.000 pasien menerima terapi di Amerika.
Profesor Karl Peggs, rekan penulis studi, mengatakan: "Terapi seluler baru saja memasuki arus utama dalam hal aplikasi klinis. Masih banyak yang belum diketahui mengenai cara terbaik untuk mengoptimalkan terapi ini, terutama untuk memungkinkan aktivitas yang lebih baik pada kanker organ padat."
"Temuan kami memperluas pemahaman kami tentang regulator diferensiasi sel T, menerangi elemen-elemen baru yang mungkin ditargetkan untuk meningkatkan kemanjuran terapi," katanya.
Dr Emily Farthing, manajer informasi penelitian di Cancer Research UK, yang mendanai penelitian ini, mengatakan: "Penelitian seperti ini membantu para ilmuwan lebih memahami seluk-beluk sistem kekebalan tubuh kita dan bagaimana itu dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker."
"Pekerjaan di laboratorium ini menambah bukti yang berkembang untuk potensi imunoterapi dan mudah-mudahan akan mengarah pada pengembangan perawatan yang lebih efektif untuk orang yang terkena kanker," katanya. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Immunity, awal tahun ini.