Home Gaya Hidup Indonesia-China Tegang, ACT Bantu Logistik Nelayan Natuna

Indonesia-China Tegang, ACT Bantu Logistik Nelayan Natuna

Padang, Gatra.com - Dua pekan terakhir, perbatasan perairan Natuna menjadi trending topik. Terutama semenjak banyaknya kapal milik China masuk kawasan laut Natuna untuk menangkap ikan, akibatnya hubungan Indonesia dan China sedikit memanas. 

Menyikapi peristiwa itu, Branch Manager Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumatra Barat (Sumbar), Zeng Wellf menyebutkan, bahwa timnya turun langsung dan sudah berada di Natuna sejak sepekan terakhir. Tujuannya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat nelayan di daerah pulau terdepan Indonesia itu.

Dari keterangan Zeng, hampir satu bulan lebih nelayan di Natuna tidak melakukan pekerjaannya karena cuaca ekstrem. Melalui program "Aksi Bela Indonesia, Bersama Jaga Natuna" , pihaknya membantu penyaluran logistik ke masyarakat setempat. terutama di saat hubungan Indonesia dan China bersitegang.

"Mudah-mudahan atas bantuan logistik ini bisa didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia, sehingga dapat menjadi program yang dapat berkelanjutan," kata Zeng, Senin (13/1) di Padang.

Kepala Kantor Kesbangpol Kota Padang, Y.Librafortuna selaku perwakilan Wali Kota Padang mengapresiasi upaya ACT yang telah menginisiasi gerakan sosial membatu masyarkat di Natuna. Pihaknya juga akan menyampaikan ke semua masyarakat sipil dan stakeholder untuk bersinergi dan berkolaborasi menghadapi kondisi di Natuna saat ini.

"Alhamdulillah, kami sangat mengapresiasi dengan kehadiran tim ACT dan bantuannya di Natuna. Harapan kita, bantuan-bantuan yang ada bisa bermanfaat dan kolaborasi ini jangka panjang ke depannya," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin mengatakan, bantuan yang dikirimkan ke masyarakat dan aparat di Natuna akan menjadi spirit besar untuk mengurangi segala perselisihan. Pihaknya dari relawan siap menjadi pasukan bela negara jika diperlukan. Apalagi saat ini setidaknya ACT memiliki 400 ribu relawan yang tersebar di berbagai daerah.

Ia menilai, saat ini seluruh elemen Indonesia ditantang untuk menunjukkan rasa kecintaannya kepada negara. Ia mengajak semua lapisan masyarakat memanfaatkan momentum ini untuk menunjukkan kecintaan kepada Negara Indonesia. Harga diri negara saat ini bergantung pada pundak anak bangsa, agar tidak takut dengan negara Asing.

"Tentu saja kami akan bergerak sesuai dengan koridor yang telah ditentukan negara. Kami siap untuk berkoordinasi dengan negara dan TNI untuk turun ke jalan jika diperlukan," ujar Ahyudin.

Ahyudin menerangkan, kapal-kapal China telah melakukan pelanggaran karena mengklaim wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia masuk jalur nelayan warganya. Padahal, laut Natuna selama puluhan tahun masuk wilayah Indonesia yang ditetapkan oleh United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS) pada 1982. Namun situasi di perairan Natuna memanas akibat kapal-kapal China berlayar di wilayah itu.

Natuna sebagai pulau terdepan Indonesia masyarkatnya memiliki pendapatan yang minim dan tidak menentu, sebagian penduduk di Natuna hidup di garis kemiskinan. Padahal Natuna memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah dari laut. Mulai dari ragam ikan, hingga kandungan migas.  

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan katadata, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Natuna, mengalami fluktuasi namun cenderung mengalami peningkatan. Angka tertinggi terjadi pada tahun 2018, dengan jumlah penduduk miskin sebesar 3,6 ribu dari sekitar 77 ribu jiwa.

"Jumlahnya mengalami peningkatan sejak 2015. Pada tahun itu, jumlah penduduk miskin sebesar 3,2 ribu orang. Kemudian, bertambah menjadi 3,3 ribu jiwa pada 2016 dan 3,5 ribu jiwa pada 2017," tandasnya. 

167