Jakarta, Gatra.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bertemu dengan Duta Besar RI untuk Swiss dan Duta Besar RI untuk Ekuador membahas strategi pemacu ekspor produk UKM. Teten menegaskan produk UKM Indonesia memiliki potensi ekspor besar yang bisa ditingkatkan ke kedua negara tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Teten menerima Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad dan Duta Besar RI untuk Ekuador Diennaryati Tjokrosuprihatono secara terpisah di ruang kerjanya, Senin (13/1) di Jakarta.
Teten mengatakan, sejumlah produk UKM seperti kopi, kakao, produk berbasis kayu, produk berbasis maritim berpeluang meningkatkan ekspor lebih besar ke Swiss.
Oleh karena itu, Kemenkop UKM bersama Duta Besar RI untuk Swiss akan melakukan pendampingan terhadap kapasitas teknis dan usaha serta membuka akses yang lebih luas bagi para UKM. Swiss akan menjadi gerbang ekspor produk Indonesia ke beberapa negara Uni Eropa.
"Kita akan gunakan Swiss masuk ke pasar Uni Eropa, karena sudah ada perjanjian perdagangan bebas Indonesia dengan Swiss. Kita akan manfaatkan kerja sama ini," ujarnya.
Ia menuturkan, komoditi yang akan ditingkatkan ekspornya adalah kopi, di samping kakao. Hal ini mengingat Swiss menjadi importir kopi premium yang cukup tinggi. Nilai ekspor kopi Indonesia ke Swiss mencapai US$30 juta.
Untuk itu, Indonesia akan mengirim delegasi melakukan penjajakan ekspor ke Swiss. Teten mengatakan, selama ini eksportir banyak yang langsung datang ke petani untuk mencari komoditi kopi maupun kakao. Namun ke depannya nilai ekspor yang lebih besar bekerja sama dengan perusahaan seperti Nestle.
Sebagaimana diketahui ekspor UKM Indonesia masih baru mencapai 14,5 persen. Targetnya hingga 2024 ekspor UKM akan naik hingga dua kali lipat atau mencapai 30 persen.
Muliaman mengakui Swiss telah menjadikan kopi menjadi produk unggulannya yang kemudian dipasarkan ke seluruh dunia.
"Kopi Indonesia sangat top di Swiss. Peluang pasar ini sangat terbuka lebar," kata Muliaman.
Ia menegaskan perjanjian perdagangan bebas antar kedua negara harus harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar meningkatkan ekspor Indonesia ke Swiss.
"Calon eksportir harus dibina dan ditingkatkan kapasitasnya, dibuka aksesnya dan ditambah pengetahuannya," ujar Muliaman.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Ekuador Diennaryati Tjokrosuprihatono mengatakan saat ini produk UKM Indonesia yang masuk ke Ekuador masih harus ditingkatkan. Berbagai festival atau pameran dagang, seperti Festival CIDAP dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan produk Indonesia di negara tersebut.
"Tahun lalu kami membawa UKM kain songket, wayang dan handycraft," kata Diennaryati.
Ia mengatakan hubungan kerja sama antar kedua negara masih baru, sehingga penjajakan perdagangan sangat diperlukan. Menurutnya, Ekuador membutuhkan produk UKM seperti alas kaki, furniture, kosmetika fashion, produk obat-obatan herbal.
"Ekuador juga sedang getol mencari produk kemasan berbahan baku alam pengganti plastik. Kemungkinan untuk perdagangan yang lebih luas sangat besar," katanya.