Pati, Gatra.com - Cuara hujan cukup tinggi yang terjadi belakangan ini menjadi bencana tersendiri bagi petani bawang merah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Pasalnya, harga bawang merah mengalami penurunan cukup tinggi yakni diangka Rp10 ribu dari yang sebelumnya Rp28 ribu per kilogram.
Petani di sentra bawang merah Kecamatan Wedarijaksa, Ngatawi mengatakan, bawang merah untuk ukuran tanggung dijual Rp10 ribu per kilogram. Sedangkan tanggung besar dilepas Rp13 ribu dan super cross Rp15 ribu per kilogram.
"Harga terendah saat ini dari petani Rp10 ribu. Sebelumnya harga sampai Rp28 ribu, paling kecil saja saat itu Rp22 ribu," ujarnya, Senin (13/1) saat ditemui Gatra.com di rumahnya turut Desa Pagerharjo.
Ia menyebut, anjloknya harga bawang terjadi sejak awal tahun. Padahal di penghujung tahun 2019 sebelumnya, harga bawang merah super cross masih berada diharga Rp28 ribu, tanggung besar Rp26 ribu dan untuk ukuran tanggung Rp25 ribu per kilogram.
Dia menjelaskan, pada cuaca dengan curah hujan tinggi seperti saat ini, banyak petani lebih memilih segera menjual hasil panen mereka karena takut membusuk. Selain itu, pada saat seperti ini, hama dan pengakit mudah meyerang umbi bawang. "Hujan yang terus-menerus, jadi banyak petani yang ingin cepat menjual bawang merah. Sehingga di pasar itu terlalu banyak barang, sehingga harga pun turun," keluhnya.
Disisi lain, para petani juga buru-buru panen, karena takut bawang terdendam banjir yang bisa berdampak pada kerguian yang lebih besar."Kami sudah rugi, buru-buru panen takut terendam air, ditambah harga di pasar juga sangat jelek. Satu hektare lahan, minimal rugi sampai 25 persen,"bebernya.
Kondisi tersebut selalu terjadi setiap tahun. Oleh karena itu, para petani berharap, pemerintah melalui Menteri Pertanian membangun gudang bawang merah di setiap daerah. "Bapak Menteri Pertanian bisa memikirkan gudang bawang merah yang kami minta untuk stok bawang merah. Harapannya harga bisa stabil di angka Rp15 ribu per kilogram dari petani," ujarnya.