Pekanbaru, Gatra.com - Kasus balita yang mengalami stunting (kurang asupan gizi) di Provinsi Riau mencapai puluhan ribu. Berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan daerah setempat, pada 2019 jumlah penderita stunting di Riau mencapai 16.275 kasus. Angka tersebut dipastikan bakal bertambah jika Dinas Kesehatan selesai melakukan pengecekan gizi terhadap 601.000 balita yang ada di Riau.
Untuk diketahui dari total 601.000 bayi yang ada di Riau, baru sebanyak 149.280 balita yang sudah dilakukan pengukuran berdasarkan ukuran Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM). Dengan begitu, masih ada 451.720 balita yang belum sempat dicek gizinya oleh Diskes Riau.
Ditemui di kantor DPRD Riau, Jalan Jenderal Sudirman Kota Pekanbaru, Anggota DPRD Riau, Kasir mengungkapkan tingginya angka stunting di Riau turut dipengaruhi terbatasnya akses sebagian masyarakat terhadap fasilitas kesehatan.
"Kami pernah hearing dengan Dinas Kesehatan, informasi Dinas Kesehatan yang stunting itu merupakan daerah-daerah terpencil. Jadi mereka (masyarakat) tak punya akses ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)," terangnya kepada Gatra.com, Senin (13/1).
Di Riau sendiri daerah terpencil umumnya berlokasi di area Pesisir terutama daerah Kepulauan.
Anggota Komisi V DPRD Riau itu berharap, pemerintah menyikapi persoalan stunting secara serius. Ia pun mengusulkan agar pemerintah memiliki terobosan untuk mengurai persoalan tersebut.
"Harapan kami pemerintah itu memberikan anggaran untuk gizi anak-anak dari yang baru lahir sampai dua puluh lima tahun. Supaya nanti anak-anak jadi cerdas," imbuhnya.
Lebih lanjut Kasir menguraikan, persoalan stunting juga berkaitan dengan kemiskinan. Hingga kini jumlah penduduk miskin di Riau mencapai 490 ribu jiwa. Namun, Ia menyayangkan dalam postur APBD 2020 yang mencapai angka Rp10 triliun tidak ada langkah konkret mengentaskan kemiskinan.