Vatican, Gatra.com - Mantan Paus Benediktus XVI secara terbuka mendesak penggantinya Paus Fransiskus untuk tidak membuka imamat Katolik bagi laki-laki yang sudah menikah. Mantan paus yang pensiun pada 2013 itu mengeluarkan pembelaan terhadap kewajiban selibat di Gereja Katolik.

Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Kardinal Robert Sarah dan diterbitkan secara eksklusif oleh Le Figaro dari Prancis menunjukkan peringatan keras dari Benediktus, pernikahan dan kepastoran tidak bisa dijalankan bersama.

"Aku tidak bisa diam!" tulisnya dalam buku tersebut seperti yang dilansir dari AFP, Senin (13/1).

Peringatan tersebut berawal dari munculnya isu pentahbisan laki-laki yang sudah menikah menjadi pastor di wilayah Amazon. Sebab, saat ini masyarakat jarang mengadakan misa karena kurangnya imam yang kemungkinan bisa terjadi di beberapa lokasi terpencil lainnya.

"Keadaan suami-istri menyangkut manusia dalam totalitasnya. Ini karena pelayanan Tuhan juga membutuhkan karunia total manusia. Tampaknya tidak mungkin untuk mewujudkan dua panggilan itu secara bersamaan," kata Paus.

Gagasan mengisi mimbar kosong di lokasi terpencil dengan mengizinkan pria yang sudah menikah untuk menjadi imam adalah sesuatu yang memecah belah sekali. Para kritikus memperingatkan, isu emotif dapat memengaruhi kondisi Gereja Katolik.

Namun, sayap ultra-konservatif Gereja Katolik, terutama di Eropa dan Amerika Utara telah menentang keras gagasan itu. Mereka mengungkapkan, pengecualian itu dapat membuka jalan menuju penghapusan selibat secara global.