Lombok Barat, Gatra.com - Kesadaran masyarakat akan kebersihan masih sangat rendah. Masyarakat kerap kali terciduk membuang sampah di sembarang tempat. Semestinya saluran air irigasi bagi pertanian dibuat guna memperlancar distribusi air, namun sebaliknya saluran air dijadikan sasaran untuk pembuangan sampah. Akibatnya banjir terjadi karena air meluap hingga badan jalan.
Seperti yang sering terjadi di jalan bypass menuju Bandara Internasional Lombok, Desa Bajur, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Setiap hujan turun, sudah bisa dipastikan terjadi banjir dan menggenangi badan jalan di daerah tersebut.
Kepala Balai Sumber Daya Air (SDA) Lombok, H Purwanto mengaku selama ini saluran air di lokasi tersebut menjadi tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Karena itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Lingkungan Hidup, Kepala Desa Bajur dan Balai Jalan Nasional.
"Secara umum, kami dari SDA mengawasi pendistribusian air yang macet akibat tersumbat oleh sampah ataupun bahan material lainnya. Akibatnya jalan bawah trowongan di bay pass Desa Bajur dan Trong Tawah airnya meluap hingga ke badan jalan yang kebetulan terjadi daerah Bajur, Trong Tawah yang meluap hingga ke badan jalan trowongan bypass,” kata Purwanto di Lombok Barat, Minggu (12/1).
Menurut Purwanto, penyebab air meluap di lokasi tersebut karena terjadi peyumbatan di dalam saluran trowongan air . Pihaknya lalu memberi solusi dengan membuat saringan. Sampah terkirim dari atas atas sehingga terjadi penumpukan.
"Tapi saya berupaya dari SDA untuk mengangkat sampah itu agar air tetap jalan dengan harapan tak ada lagi penumpukan sampah. Namun ternyata penumpukan sampah masih terjadi. Kita sudah berkonsultasi ke Lingkungan Hidup (LH) Lombok Barat, namun LH beralasan tidak memiliki armada pengangkut sampah,” ujarnya.
Purwanto menambahkan, untuk mentasi penyumbatan sampah di saluran irigasi pihaknya sudah mengangkat tenaga harian lepas untuk selalu stand by mengangkat sampah di saluran sungai Bajur-Trong Tawah agar tidak tersumbat yang menyebabkan air naik ke badan jalan. Namun masih terkendala lantaran sampah yang sudah dibersihkan tidak bisa terangkut ke TPA.
Purwanto juga menyatakan, di kawasan Bajur Trong Tawah ini genangan air terjadi setelah terbangunnya jalan by pass. Namun persoalan sampah merupakan persoalan dari sebelumnya.
"Penanganan secara rutin tetap kita lakukan dengan pembuatan saringan-saringan, tapi itu ada kendala seperti pengangkatan dan pengangkutan sampah ke TPA. Dan yang terkirim itu bukan hanya sampah, tapi juga bangkai ternak,” ujar dia.
Dikatakan, untuk mengatasi saluran air yang mampet akibat sampah, SDA Lombok juga berkoordinasi dan bekerjasama dengan para tokoh agama atau Tuan Guru di Lombok ini yang suaranya di dengar oleh masyarakat untuk tidak membuang sampah dialiran sungai untuk menghindari terjadinya banjir.
Kepala Desa Bajur, M Husni mengaku pihaknya tetap mengimbau masyarakatnya untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat terutama di saluran-saluran atau selokan. Karena perilaku ini menyebabkan terjadinya banjir.
“Dari dulu juga kita menidentifikasi lokasi-lokasi untuk pembangunan TPS, hanya saja masyarakat tidak memberikan rekomendasi dengan alasan baunya menyengat. Harapan ke depan mestinya LH Lombok Barat bisa menganggarkan setiap desa untuk pembuatan TPS termasuk sosialisasi ke masyarakat desa,” ujar Husni.