Kupang, Gatra.com - Mengantisipasi bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada musim hujan, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Provinsi Nusa Tenggara Timur (BWS NT II NTT ) Kementrian PUPR menyiagakan dua posko penanggulangan bencana di dua tempat, yakni Kota Kupang dan Maumere.
Kepala Balai Wilayah ( BWS ) Nusa Tenggara 2 NTT, Kementrian PU, Agus Susiawan memaparkan dua posko penanggulangan bencana yang disiagakannya tersebut sudah dilengkapi sarana dan prasarananya masing-masing di Kota Kupang ada 5 unit eskavator, dan 2 unit dump truck selalu stand by 24 jam. Begitu pun posko di Maumere sudah disiapkan satu unit ekskavator dan 1 unit dump truck.
“Jadi, kalau sewaktu-waktu terjadi bencana, dengan kekuatan tim dan peralatan yang ada, kami siap membantunya. Bencana yang paling dominan terjadi setiap tahun di Provinsi NTT selama ini adalah banjir dan tanah longsor,” ujar Agus kepada Gatra.com di Kantornya (10/1).
Agus menambahkan, sejak Desember 2019 lalu, selain anggota posko siaga, semua pegawai Balai Wilayah Sungai atas instruksi Menteri PUPR dilarang meninggalkan tempat tugas di NTT sejak Desember 2019 hingga Maret 2020 mendatang.
“Sejak Desember 2019 lalu, saat Posko dibuka semua pegawai BWS NT 2 siaga penuh. Saat Natal 25 Desember 2019 lalu, teman-teman yang merayakan setelah mengikuti ibadah di gereja langsung kembali berkantor. Siaga penuh mengantisipasi bencana. Saya dan teman-teman juga tetap berkantor ,” jelas Agus yang didampingi Kabag Ops, John Harapan.
Menurut Agus, sampai hari ini belum ada laporan yang terkait bencana alam yang diterimanya, baik dari masyarakat maupun Pemda di NTT.
“Sampai sekarang belum ada laporan bencana yang signifikan. Kecuali rumah penduduk yang rusak karena hujan badai. Selain itu ada beberapa jembatan darurat pedesaan yang rusak. Semuanya telah diatasi,” ujar Agus.
Menurut Agus, biasanya hujan dengan intensitasnya tinggi disertai badai terjadi pada pertengahan Januari hingga Februari di NTT
"Kami tetap siaga. Bersama teman-teman Satker, PPK, dan para Kepala Seksi selalu stand by di kantor untuk menjaga NTT dari bencana banjir dan tanah longsor. Kami terus melakukan koordinasi dengan lintas intansi pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota di NTT jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam,” tutup Agus.