Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan inflasi Indonesia hingga pekan ke dua Januari 2020 sebesar 0,41 persen month to month (mtm) atau 2,81 persen year on year (yoy).
Angka itu lebih rendah, dari besaran rata-rata historis sejak 2016, yaitu 0,64 persen.
"Kami perkirakan, di minggu kedua Januari ini, kami perkirakan kalau mtm-nya adalah 0,41 mtm. Kalau yoy-nya adalah 2,81 persen. Nah inflasi di bulan Januari 0,41 persen ini, lebih rendah dari rata-rata historis, sejak 2016," kata Perry di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (10/1).
Menurut Perry, yang menjadi penyumbang inflasi terbanyak adalah harga cabai merah dan bawang merah, yang secara berturut-turut adalah sebesar 0,16 persen dan 0,05 persen.
Tidak hanya itu, lanjut Perry inflasi juga disebabkan oleh harga komoditas-komoditas yang mengalami kenaikan, karena musim hujan dan banjir yang terjadi di beberapa kota seperti Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, dan beberapa lainnya.
Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan signifikan di beberapa daerah tersebut adalah beras.
"Kami pantau, harga komoditas di beberapa daerah yang mengalami banjir, seperti di Jakarta, Depok, secara umum, dampaknya terlihat pada harga beras. Sementara pada harga-harga yang lain tidak berpengaruh secara signifikan," jelas Perry.
Selain inflasi, ada juga deflasi yang terjadi di beberapa daerah tersebut. Barang-barang yang mengalami deflasi antara lain di sektor angkutan udara, sebesar 0,05 persen dan bensin dengan tingkat deflasinya sebesar 0,04 persen.