Jakarta, Gatra.com - Kepala Greenpeace Indonesia, Leo Simanjuntak menilai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) bukan solusi dari penyelesaian soal sampah di Indonesia.
"Penanganan sampah bukan hanya dibakar saja, jadi ada cara yang lebih cerdas, maju, dan progresif ketimbang membakar sampah. Ini solusi kuno, di Eropa sudah digunakan 100 tahun yang lalu tapi kita baru melakukan sekarang," ujarnya saat ditemui di kantor WALHI, Jakarta Selatan, Jumat (10/1).
Tak hanya itu, Leo juga menuturkan PLTSa bukan solusi energi terbarukan karena produksi listrik yang dihasilkan terlalu kecil dan butuh batubara untuk membakar. Menurutnya, pemerintah harus punya konsistensi dalam mengurangi sampah sebab selama ini kebijakan yang dibuat pemerintah seringkali kontradiktif.
Baca juga: Ganjar Yakin Jawa Tengah Bisa Atasi Sampah
Sehingga, kata Leo, solusinya untuk mengurangi sampah adalah daur ulang. Hal tersebut dinilai lebih efektif dan menghemat anggaran dibandingkan membangun PLTSa.
"Mengurangi sampah tak butuh teknologi tinggi dan membuat kompos saja di rumah-rumah, maka TPA Bantar Gebang akan kehilangan 60 persen sampah per harinya. Ada juga solusi untuk didaur ulang sebab anggarannya jauh lebih hemat ketimbang membangun insinerator (PLTSa)," ujarnya.