Cilacap, Gatra.com – Pemerintah Daerah Cilacap, Jawa Tengah memprioritaskan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran dan pedesaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020.
Sekretaris Daerah (Sekda) Cilacap, Farid Ma’ruf mengatakan, pembangunan daerah pinggiran diprioritaskan sebagai upaya untuk mendongkrak kegiatan ekonomi pedesaan. Muaranya adalah kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kata dia, komoditas di daerah pinggiran sangat menjanjikan. Komoditas itu berupa hasil bumi, seperti buah-buahan, sayur, hingga kayu potensi ekspor. Akan tetapi, lantaran buruknya infrastruktur pendukung harga komoditas jadi rendah.
“Ongkos transportasinya terlalu tinggi. Kalau begini harganya jadi rendah di tingkat petani. Bisa-bisa sampai busuk pun tidak terjual,” katanya, Kamis (10/1).
Dia mengemukakan, tiap tahun prioritas APBD berubah. Hal itu dilakuan untuk merealisasikan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Pada 2018, APBD Cilacap fokus ke pendidikan. Kemudian, 2019 fokus kesehatan. Pada 2019, Pemkab Cilacap sebanyak sembilan Puskesmas. Peningkatan layanan fasilitas kesehatan dari puskesmas hingga rumah sakit milik pemda pun dilakukan.
“Pak bupati ingin semua Puskesmas bisa rawat inap. Kalau kondisi sekarang, dari 38 Puskesmas sudah 24 yang rawat inap. Secara bertahap semua fasilitas akan ditingkatkan sehingga semuanya berfasilitas rawat inap,” ujarnya.
Dikutip dari website resmi Pemkab Cilacap, DPRD Kabupaten Cilacap bersama Bupati Cilacap menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) tahun anggaran 2020 pada rapat paripurna DPRD Cilacap, Kamis (28/11). Selanjutnya akan diserahkan kepada Gubernur Jawa Tengah untuk dievaluasi.
Hasil pembahasan Raperda tentang APBD tahun 2020, penerimaan sebesar Rp3,355 triliun. Dana itu berasal dari PAD sebesar Rp612,9 miliar, dana perimbangan Rp1,98 triliun, dan lain-lain pendapatan sebesar Rp746,27 miliar.
Adapun pengeluaran belanja daerah sebesar Rp3,54 triliun, sehingga masih defisit sebesar Rp189, 62 miliar. Pembiayaan sebesar Rp215,217 miliar, dan sisi pengeluaran neto sebesar Rp189,62 miliar.