Tegal, Gatra.com - Pertumbuhan ekonomi di wilayah eks Karesidenan Pekalongan atau pantura barat menunjukkan tren kenaikan. Masuknya investasi memacu pertumbuhan ekonomi tersebut.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal, Muhammad Taufik Amrozy mengungkapkan, perekonomian di wilayah eks Karesidenan Pekalongan terus menunjukkan perkembangan positif.
Pada 2016, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,36 persen. Angka itu mengalami kenaikan menjadi 5,58 persen di 2017 dan 5,60 persen di 2018. "Tahun 2019, kita perkirakan juga sedikit naik, 5,68 persen," kata Taufik kepada Gatra.com, Rabu (8/1).
Faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi di 2019 pada sisi pengeluaran yakni kinerja konsumsi rumah tangga yang tumbuh meningkat seiring adanya Hari Keagamaan Besar Nasional (HKBN) pada triwulan IV.
"Selain itu, faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah aktivitas investasi, di antaranya proyek PLTU Batang," ujar Taufik.
Taufik optimis perekonomian di wilayah eks Karesidenan Pekalongan pada 2020 juga akan tetap mengalami perkembangan positif. "Angka pertumbuhan ekonomi masih di sekitar 5,8 persen. Bukan berarti mandek. Tetap tumbuh dengan kecepatan yang kurang lebih sama di 5,6 persen," ucap Taufik.
Taufik menyebut, sejumlah investasi yang sudah dan akan terealisasi menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di 2020. Selain proyek PLTU Batang, investasi lainnya yakni proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Tegal dan pembangunan wahana rekreasi air di Kabupaten Batang.
Ditetapkannya Kabupaten Brebes sebagai Kawasan Industri dan Kawasan Peruntukan Industri dalam Proyek Strategis Nasional juga dipastikan akan mengundang banyak investor untuk membangun pabrik sehingga bisa menggerakkan roda perekonomian.
"PLTU Batang yang bisa memasok listrik 2.000 megawatt untuk Pulau Jawa juga tetap akan memberi dampak aktivitas ekonomi walaupun nanti proyeknya sudah selesai," kata Taufik.
Taufik berharap pemerintah daerah bisa terus menjaga iklim investasi dengan kemudahan dan kecepatan perijinan, penyediaan infrastruktur yang baik, serta ketersediaan SDM yang terampil. "Walaupun kami tetap optimis, yang harus dijaga itu jangan sampai investasi terlalu turun," tandasnya.