Teheran, Gatra.com - Kecelakaan pesawat jet Ukraina menewaskan 176 orang di Iran menyulut duka di Ukraina dan Kanada. Pasalnya, dari 167 penumpang dan sembilan anggota awak dari beberapa negara, termasuk 82 warga Iran, setidaknya 63 warga Kanada dan 11 warga Ukraina.
Seperti dikutip AP News (9/1), kecelakaan pesawat jet ini menimbulkan sejumlah pertanyaan yang ganjil, karena pesawat jatuh setelah Iran meluncurkan rentetan rudalnya ke markas pasukan Amerika Serikat (AS).
Namun, salah seorang pejabat intelijen AS mengatakan bahwa tidak ada bukti langsung bahwa itu ditembak jatuh. Pesawat jet berjenis Boeing 737 yang dioperasikan oleh Ukraine International Airlines, jatuh di pinggiran Teheran pada saat lepas landas hanya beberapa jam setelah Iran meluncurkan rentetan rudal di pasukan AS.
Beberapa ahli penerbangan internasional bertanya-tanya apakah itu dijatuhkan oleh rudal, namun pejabat Iran membantah setiap tuduhan semacam itu dan menyalahkan masalah teknis dan mekanis.
"Rumor tentang pesawat itu sepenuhnya salah dan tidak ada pakar militer atau politik yang mengonfirmasikannya," kata juru bicara angkatan bersenjata Iran Jenderal Abolfazl Shekarchi.
Pesawat itu, sedang dalam perjalanan menuju ke ibukota Ukraina Kyiv. Kecelakaan tepat sebelum fajar, menghamburkan puing-puing menyala karena terbakar dan barang-barang penumpang berantakan di hamparan luas tanah pertanian.
Banyak penumpang yang diyakini sebagai mahasiswa internasional yang akan menghadiri sebuah acara universitas di Kanada; mereka sedang dalam perjalanan kembali ke Toronto melalui Kyiv setelah mengunjungi keluarga selama liburan musim dingin.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan 138 penumpang menuju Kanada. Penerbangan itu juga memuat empat keluarga pengantin baru. Bendera Parlemen di Ottawa diturunkan setengah tiang, dan Trudeau bersumpah akan menemukan apa penyebabnya.
"Ketahuilah bahwa semua orang Kanada berduka bersamamu," katanya, berbicara kepada keluarga para korban.