Dubai/Kiev, Gatra.com - Televisi pemerintah Iran menyebut pesawat Ukraina jatuh setelah lepas landas dari bandara Teheran Imam Khomeini pada hari Rabu (8/1), menewaskan 176 penumpangnya, bukanlah akibat aksi terorisme.
Dikutip reuters, pesawat boeing 737 milik Ukraine International Airlines jatuh di dekat bandara dan terbakar. Kedutaan Ukraina di Iran, mengutip informasi awal, mengatakan pesawat itu mengalami kerusakan mesin dan kecelakaan dan bukan disebabkan oleh "terorisme".
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebut tidak ada yang selamat atas kecelakaan tersebut.
"Belasungkawa tulus saya kepada kerabat dan teman-teman dari semua penumpang dan awak," kata Zelenskiy dalam sebuah pernyataan. Ia menyebut bahwa Ukraina menetapkan hari bergabung atas kecelakaan tersebut.
TV Iran menyebut kecelakaan tersebut karena masalah teknis meski tidak menjelaskan lebih lanjut penyebab kecelakaan. Penyiar IRIB mengatakan dalam situs webnya bahwa salah satu dari dua kotak hitam pesawat itu - data perekaman penerbangan dan perekaman suara kokpit - telah ditemukan.
Media Iran mengutip seorang pejabat penerbangan Iran mengatakan bahwa pilot pesawat itu tidak menyatakan keadaan darurat sebelum pesawat mengalami kecelakaan.
Tidak ada kata resmi dari Ukraine International Airlines. Itu adalah kecelakaan fatal pertama yang berbasis di maskapai ini.
"Api sangat besar sehingga kami tidak dapat melakukan penyelamatan ... kami memiliki 22 ambulans, empat ambulan bus dan sebuah helikopter di lokasi itu," kata Pirhossein Koulivand, kepala layanan darurat Iran, kepada televisi pemerintah Iran.
Perdana Menteri Ukraina dan saluran TV pemerintah Iran mengatakan 167 penumpang dan 9 awak berada di pesawat. TV Iran mengatakan 32 orang di dalamnya adalah warga asing.
Menurut layanan pelacakan udara FlightRadar24, pesawat yang jatuh adalah pesawat dengan penerbangan PS 752 dan akan terbang ke Kiev. Pesawat itu berusia tiga tahun dan merupakan Boeing 737-800NG.
“Mesin kembar model ini dibuat oleh CFM International, perusahaan patungan AS-Prancis yang dimiliki oleh General Electric dan Safran dari Perancis.”
Pesawat modern tersebut dirancang dan disertifikasi untuk mengatasi kegagalan mesin sesaat setelah lepas landas dan terbang untuk jangka waktu yang lama dengan satu mesin. Namun, kegagalan mesin kali ini tidak terkendali, sehingga melepaskan pecahan yang akhirnya menyebabkan kerusakan pada sistem pesawat lain.
Seorang juru bicara Boeing mengatakan perusahaan itu mengetahui adanya laporan media mengenai kecelakaan pesawat di Iran dan sedang mengumpulkan lebih banyak informasi.
Boeing 737-800 adalah salah satu model pesawat terbang di dunia paling baik dari catatan keamanan dan yang tidak memiliki fitur perangkat lunak sebagaimana pada Boeing 737 MAX.
Di bawah aturan internasional yang diawasi oleh PBB, Iran bertanggung jawab memimpin penyelidikan kecelakaan tersebut.