Dubai, Gatra.com - Upacara pemakaman komandan militer Iran, Qassem Soleimani berujung kekacauan. Setidaknya dilaporkan ada 56 orang tewas dalam kekacauan akibat massa yang berdesakan saling terinjak-injak.

Pemakaman yang berlangsung di Kerman terpaksa harus ditunda selama beberapa jam, untuk menenangkan situasi. Jenderal Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak milik AS.

Seorang pejabat senior Iran mengatakan Teheran sedang merencanakan skenario untuk membalaskan dendam kematian Soleimani. Seorang tokoh senior lainnya mengatakan Republik Islam akan membalas kematian Soleimani dengan pembunuhan serupa.

Menteri Pertahanan AS, Mark Esper mengatakan AS tak akan mencari peluang untuk berperang dengan Iran. Namun, jika terpaksa AS juga tidak menutup diri dan siap berperang.

“Kami tidak mencari peluang untuk memulai perang dengan Iran tetapi kami siap untuk melakukannya. Yang kami lihat adalah situasi semakin memburuk,” katanya seperti dikutip Reuters, Rabu (8/1).

Soleimani merupakan tokoh dan pahlawan nasional bagi banyak warga Iran. Namun, oleh pemerintah barat dipandang sebagai penjahat berbahaya.

Soleimani memimpin Pasukan Quds elit dan bertanggung jawab membangun jaringan pasukan proxy Teheran di seluruh Timur Tengah. Dia adalah tokoh penting dalam mengatur kampanye lama Iran untuk mengusir pasukan AS dari Irak.

Lawan-lawan politik Iran menyebut bahwa kuasanya telah memicu konflik, membunuh dan menggusur orang-orang di Irak, Suriah, dan lainnya.