Gunungkidul, Gatra.com – Fenomena sinkhole atau tanah ambles terjadi di dua lokasi di Kabupaten Gunungkidul beberapa hari ini. Selain memasang garis polisi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mengimbau warga tak menjadikannya tempat sampah.
Kepala BPBD Gunungkidul Edi Basuki mengatakan dua lokasi sinkhole itu berada di daerah Kecamatan Girisubo. “Infonya ada dua titik di Girisubo,” kata Edi saat dihubungi, Selasa (7/1).
Ia mengatakan fenomena itu wajar terjadi di Gunungkidul. Sebab wilayah Gunungkidul berupa pegunungan karst dan di bawah permukaan tanah terdapat banyak bebatuan.
Adapun di sela bebatuan itu terdapat cekungan. Warga setempat menyebut lubang tanah berukuran besar sebagai luweng. “Kalau yang kecil disebut ponor-ponor,” katanya.
Edi mengatakan, saat musim hujan, air menggenang di area cekungan itu. Genangan air itu lama-lama melarutkan tanah di sekitarnya hingga akhirnya ambles. “Air menggenang lama kemudian mengakibatkan tanah ambles di atasnya. Ini biasa terjadi di wilayah karst,” ujarnya.
Selain di dua lokasi pada 2020 ini, pada 2018 sinkhole terjadi di 32 lokasi di tujuh kecamatan, yaitu Girisubo, Rongkop, Ponjong, Semanu, Tanjungsari, Saptosari, dan Purwosari.
Edi mengimbau warga tak memanfaatkan lubang tersebut sebagai tempat pembuangan sampah. Sebab hal itu dikhawatirkan mencemari aliran sungai bawah tanah. “Ujungnya sungai bawah tanah itu seperti di Pantai Baron. Padahal airnya bisa dimanfaatkan untuk kita semua,” katanya.
Dua sinkhole ditemukan di Kecamatan Girisubo. Pertama, di dusun Karangawen, Desa Karangawen, berdiameter sekitar tiga meter sedalam lima meter. Kedua, di Dusun Tlaseh, Desa Karangawen, berdiamter sekitar empat meter dan sedalam lima meter.
Sinkhole di Dusun Karangawen diketahui pada Jumat (3/1), sedangkan di Dusun Tlaseh pada Minggu (5/1). Warga melaporkan fenomena ini ke polisi, Senin (6/1). “Sudah diberi police line supaya warga yang menggarap tanah di sekitarnya tidak terlalu mendekat,” paparnya.