Jakarta, Gatra.com -- NASA mengumumkan bahwa satelit pemburu planetnya Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS)
menemukan planet seukuran Bumi yang mengorbit bintang pada zona kehidupan. Yang memungkinkan keberadaan air cair. Demikian aljazeera.com, 7/1.
Planet itu, bernama "TOI 700 d", relatif dekat dengan Bumi: hanya 100 tahun cahaya jauhnya. NASA Jet Propulsion Laboratory mengatakan itu pada Senin, 6/1, selama pertemuan tahunan American Astronomical Society di Honolulu, Hawaii.
"TESS dirancang dan diluncurkan khusus untuk menemukan planet seukuran Bumi yang mengorbit bintang di dekatnya," kata Paul Hertz, direktur divisi astrofisika NASA.
TESS awalnya salah mengelompokkan bintang, yang berarti planet-planet tampak lebih besar dan panas daripada yang sebenarnya. Beberapa astronom amatir, termasuk siswa sekolah menengah Alton Spencer - yang bekerja dengan anggota tim TESS - mengidentifikasi kesalahan tersebut.
"Kami mengoreksi parameter bintang, ukuran planet-planetnya turun, dan kami menyadari yang paling jauh adalah seukuran Bumi dan di zona layak huni," kata Emily Gilbert, seorang mahasiswa pascasarjana di University of Chicago.
Penemuan kembaran Bumi ini kemudian dikonfirmasi Spitzer Space Telescope.
Beberapa planet serupa lainnya telah ditemukan sebelumnya, terutama oleh Teleskop Luar Angkasa Kepler, tetapi ini adalah yang pertama ditemukan oleh TESS, yang diluncurkan pada 2018.
TESS meneropong satu area langit untuk memelototi apakah sebuah planet melintas di depan bintang (transit), yang menyebabkan penurunan sementara kecemerlangan bintang. Ini memungkinkan TESS untuk menyimpulkan keberadaan sebuah planet, ukuran, dan orbitnya.
Bintang TOI 700 kecil, sekitar 40 persen dari ukuran Matahari dan hanya sekitar setengah panasnya. TESS menemukan tiga planet di orbit, bernama TOI 700 b, c dan d. Hanya "d" yang berada di zona layak huni, tidak terlalu jauh dari dan tidak terlalu dekat dengan bintang, di mana suhunya memungkinkan kehadiran air cair.
Itu sekitar 20 persen lebih besar dari Bumi dan mengorbit bintangnya selama 37 hari. Planet 700 d menerima 86 persen energi yang diterima Bumi dari Matahari.
Masih harus dilihat 700 d terbuat dari apa. Para peneliti telah menghasilkan model berdasarkan ukuran dan jenis bintang untuk memprediksi komposisi atmosfer 700 d dan suhu permukaannya.
Dalam satu simulasi, NASA menjelaskan, planet ini tertutupi samudera dengan "atmosfer padat karbon dioksida yang mirip dengan apa yang dicurigai para ilmuwan mengelilingi Mars ketika masih muda".
Planet ini terkunci yang berarti bahwa satu sisi selalu menghadap bintang, seperti halnya dengan Bulan dan Bumi. Rotasi sinkron ini berarti bahwa, dalam model lain, satu sisi planet ini terus dalam keadaan gelap.
Simulasi ketiga meramalkan dunia semua-daratan, di mana angin mengalir dari sisi gelap planet ke yang terang. Beberapa astronom akan mengamati planet ini dengan instrumen lain, untuk mendapatkan data baru yang mungkin cocok dengan salah satu model NASA.