Solo, Gatra.com - Dinas Perhubungan Solo berencana melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan di Simpang Joglo. Hal ini dilakukan lantaran munculnya kemacetan setelah Kereta Api Bandara relasi Stasiun Balapan Solo - Bandara Adi Soemarmo beroperasi.
Kepala Dinas Perhubungan Solo, Hari Prihatno mengatakan sasaran utamanya yakni kendaraan angkutan berat. Rencananya kendaraan pengangkut ini akan dialihkan masuk ke gerbang tol.
”Mereka bisa masuk ke dalam tol melewati Gondangrejo dan keluar melalui pintu tol Klodran, Colomadu, atau Ngemplak Boyolali,” ucapnya Selasa (7/1).
Dengan adanya operasional KA Bandara ini, dampak paling besar dialami di Simpang Joglo. Pasalnya palang pintu kereta ditutup ketika dilintasi kereta api. Apalagi, palang perlintasan KA ini paling sering dilewati oleh kendaraan berat.
”Kendaraan berat ini kan manuvernya lebih lama. Makanya solusi utama kami masukkan ke tol,” ucapnya.
Dirinya menyadari bahwa solusi paling utama yakni pembuatan elevating rail atau pembuatan jalan layang. Namun untuk realisasinya membutuhkan anggaran yang tak sedikit dan perencanaan matang.
”Kedua wacana ini kalau direalisasikan perlu pembebasan lahan, dananya pun juga tidak sedikit,” ucapnya.
Untuk mengatasi persoalan kemacetan di Simpang Joglo, Hari menilai perlu ada koordinasi lintas instansi. Mulai dari pemerintah kota, provinsi hingga ke nasional.
”Seperti halnya untuk pembuatan rel layang, harus dibuat jelas naiknya dari mana. Naik dan turun rel kan pembuatannya tidak semudah membuat jalan layang, ada perhitungannya sendiri,” ucapnya.
Sedangkan untuk pembuatan jalan layang, kondisi Simpang Joglo yang memiliki tujuh ruas jalan akan lebih rumit dibangun. Belum ada gambaran ketika Simpang Joglo dibuat jalan layang.
”Nggak mungkin bentuknya Y ataupun I. Apalagi untuk pembangunannya juga pelu pembebasan lahan. Apalagi jalur ini merupakan lintasan untuk kendaraan berat, akan sangat berbahaya,” ucapnya.
Untuk itu, wacana kendaraan berat masuk tol sangat memungkinkan. Meskipun aturan dari Kementerian Perhubungan juga membatasi truk dengan status Over Dimension Over Load (ODOL) masuk ke dalam jalan bebas hambatan.
”Memang solusinya adalah merealisasikan wacana pembangunan jalan lingkar timur selatan via Sukoharjo. Informasinya saat ini sudah DED (Detail Engineering Design). Kalau memang benar nantinya bisa memecah kepadatan kendaraan yang akan ke Jogja maupun Semarang,” ucapnya.
Baca juga: KA Stasiun-Bandara Beroperasi, Palang Joglo Jadi Macet