Home Kebencanaan LIPI: Pencegahan Banjir di Jabodetabek Belum Jangka Panjang

LIPI: Pencegahan Banjir di Jabodetabek Belum Jangka Panjang

Jakarta, Gatra.com - Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Gusti Ayu Surtiari mengatakan bahwa saat ini pencegahan bajir di Jabodetabek umumnya belum bersifat jangka panjang atau belum adanya adaptasi. Menurut Gusti Ayu, strategi atau apa yang dilakukan terhadap banjir saat ini masih bersifat respon sesaat.
 
"Yang dilakukan oleh masyarakat sekarang adalah merespon atau ploting strategi seperti menaikkan rumahnya dan sebagainya, Kemudian sama membangun ketahanan itu termasuk memanfaatkan modal sosial yang ada kalau habis banjir dengan mereka selalu gotong royong untuk pulih kembali. Itu baru respon sesaat belum berjangka panjang atau adaptasi," ujar Gusti Ayu saat ditemui di Gedung LIPI, Selasa (7/1/2020).
 
Menurut Gusti Ayu, adaptasi sendiri artinya tindakan untuk mengambil dampak yang dapat dilakukan dengan megnurangi kerentanan dan keterpaparan terhadap dampak buruk. Dan bahkan, dapat mencari manfaat atau keuntungan dari tindakan tersebut.
 
Baca juga: Ketua DPRD Minta Anies Normalisasi Sungai, Pencegahan Banjir yang Dilakukan Ahok

"Misalnya lokasi saya di dekat Banjir, maka saya harus mau bertanya dan berdialog, mungkin nggak kita pindah ke tempat yang lebih aman, seperti itu. Atau misalnya, tempat yang baru nanti lebih dekat dengan kantor saya, atau tempat yang baru tidak hanya jauh dari banjir tapi udaranya yang juga sejuk. Itu yang dimaksud dengan adaptasi dan juga mendapatkan keuntungan dari adaptasi tersebut," jelas Gusti Ayu.

 
Namun, Gusti Ayu menyayangkan bahwa saat ini pemahaman tentang adaptasi dalam kehidupan masyarakat khususnya dalam penanganan banjir masih belum maksimal. Hal itu juga didorong oleh persepsi atau pandangan tiap lapisan masyarakat dalam melihat peristiwa banjir masih berbeda-beda.
 
"Seperti tadi di Jakarta masih ada pendapat bahwa kita kan memang di daerah yang rawan banjir, jadi walaupun tadi adaptasi sudah disebutkan dalam rencana tata ruangnya dan rencana aksi perubahan iklim, tapi dalam implementasinya masih belum semua paham. Masih ada yang menganggap bahwa di berbagai tempat bahwa adaptasi masih dicantumkan layaknya sebagai program rutin saja," pungkasnya.
140