Teheran, Gatra.com - Ratusan ribu warga Iran memadati jalan-jalan Teheran untuk pemakaman komandan militer Qassem Soleimani yang terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak milik Amerika Serikat (AS), Jumat (3/1) lalu.
Dilansir Reuters, Senin (6/1), peti mati Soleimani dan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis – yang juga tewas dalam serangan Jumat di Baghdad – dilewatkan di atas kepala para pelayat yang meneriakkan, "Matilah Amerika".
Menurut media pemerintah, jumlah orang yang mendatangi pemakaman itu berjumlah jutaan. Ini mencerminkan massa yang sama banyaknya pada 1989 saat pemakaman pendiri Republik Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Baca Juga: Kaepernick Sebut AS Penjajah Atas Pembunuhan Soleimani
Pengganti Soleimani, Jenderal Esmail Ghaani mengatakan bahwa ia berjanji akan mengusir pasukan AS keluar dari wilayah itu sebagai pembalasan.
"Saya berjanji untuk melanjutkan syahadat Soleimani dengan bantuan Tuhan. Sebagai imbalan atas kesyahidannya, kami bertujuan untuk menyingkirkan Amerika dari wilayah tersebut," seru Esmail.
Pembunuhan Soleimani merupakan jalan pintas bagi AS untuk menghentikan Iran dalam memperluas pengaruhnya di Timur Tengah.
Baca Juga: Iran Ancam Balik Akan Serang Gedung Putih
Di sisi lain, banyak pihak khawatir bahwa apa yang dilakukan Presiden AS Donald Trump telah memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
"Tuhan Yang Mahakuasa telah berjanji untuk membalas dendam martir Soleimani. Pembalasan akan segera dilakukan," tambah Esmail.
Para pemimpin politik dan militer lain yang bersekutur dengan Iran telah membuat ancaman serupa. Iran memiliki sejumlah pasukan proksi sekutu di beberapa kawasan strategis di Timur Tengah.