
Tegal, Gatra.com - Air sumur warga di Desa Grobog Wetan, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mendadak bersuhu panas. Sejumlah kemungkinan bisa menjadi penyebab fenomena tersebut.
Pakar Geologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Thomas Triadi mengatakan, perlu dilakukan pengamatan terlebih dahulu untuk memastikan penyebab air sumur menjadi panas.
Namun Thomas cenderung menengarai penyebab panasnya suhu air tersebut karena adanya arus listrik yang bocor.
"Kalau tidak ada bau belerang, jangan-jangan ada aliran listrik yang bocor. Kalau tidak ada bau belerang berarti bukan dari magma," kata Thomas saat dihubungi Gatra.com Senin (6/1).
Menurut Thomas, adanya arus listrik yang bocor dimungkinkan menjadi penyebab karena terdapat arde yang ditempatkan di dalam sumur. Kasus ini pernah terjadi di daerah Mangkang, Kota Semarang beberapa waktu lalu.
"Kontak yang terus menerus dengan air, dimungkinkan kabel arde yang ditempatkan di dalam sumur menjadi terkelupas," ujarnya.
Kepala UPTD Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal Eni Kusrini juga mengungkapkan adanya kemungkinan keberadaan arde yang dimasukkan ke dalam sumur menjadi penyebab suhu air sumur berubah menjadi panas.
"Tadi kita suruh lepas dulu arde tersebut. Kalau suhu air panas masih panas berarti ada faktor lain yang menjadi penyebabnya," ujarnya, Senin (6/1).
Adapun terkait kandungan air, Eni mengatakan masih harus menunggu hasil pemeriksaan sampel air di laboratorium. Hasilnya diperkirakan baru diketahui dua pekan lagi. "Hasil laboratorium menunggu 14 hari.
Namun Eni mengungkapkan, saat pemeriksaan dan pengambilan sampel air, petugas sempat memasukkan seekor ayam ke dalam sumur untuk mengetahui kemungkinan kandungan airnya beracun atau tidak. "Tadi kita tes pakai ayam, dimasukkan, ayamnya tidak pingsan," ungkapnya.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Pakar Geothermal Undip Semarang, Agus Setyawan menyebut ada dua kemungkinan yang bisa menjadi penyebab panasnya suhu air sumur seperti yang terjadi di Desa Grobog Wetan, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
Pertama, karena efek tektonik atau pertemuan lempeng bumi. Hal ini biasanya banyak terjadi di daerah pantai selatan. Kedua, kemungkinan besar karena efek vulkanik gunung api jika terjadi di wilayah pantai utara (pantura) karena keberadaan Gunung Slamet.
"Kalau di wilayah pantura, adanya aliran hidrotermal dari Gunung Slamet yang bertemu dengan air permukaan," ujar Agus.
Agus menjelaskan, suhu aliran hidrotermal biasanya bisa mencapai 100 derajat celcius. Pada kasus yang terjadi di sumur warga di Desa Grobog Wetan, suhu airnya mencapai 53 derajat celcius.
Agus menduga hal itu disebabkan karena aliran air hidrotermal dari Gunung Slamet yang bertemu dengan air permukaan. Pertemuan itu mengakibatkan suhu air tanah berubah.
"Di Guci yang dekat Gunung Slamet, suhunya sekitar itu juga, 40 dan 50 derajat celcius. Kalau lokasi sumur jauh dari Gunung Slamet kemungkinan karena air limpasan dari permukaan misalnya air hujan dan air sungai bertemu dengan airnya Gunung Slamet," paparnya.
Agus melanjutkan, untuk memastikan perubahan suhu air sumur tersebut berasal dari aktivitas hidrotermal Gunung Slamet diperlukan adanya pengujian sampel air sumur dan air dari kawah Gunung Slamet. "Jika kandungan zatnya sama, berarti bisa dipastikan perubahan suhu tersebut karena aktivitas vulkanik Gunung Slamet," pungkasnya.