Yogyakarta, Gatra.com – Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Bantul, Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan proyek rehabilitasi dan rekonstruksi bencana akibat siklon tropis Cempaka pada dua tahun silam tak tuntas.
“Akibat badai Cempaka pada 2017 tahul lalu, tanggul Sungai Opak di Dusung Gunung Kelir, Desa Panjangrejo, Pundong, Bantul tak terselesaikan,” kata Suwardi di DPRD DIY, Senin (6/1).
Akibat belum tergarapnya tanggul ini, Suwardi mengatakan, aliran Sungai Opak menggerus pekarangan warga hingga tiga meter dengan panjang 800 meter. Ia khawatir, kondisi itu semakin parah dengan datangnya musim hujan. Apalagi Bantul menjadi muara semua sungai dari Sleman dan Kota Yogyakarta.
Padahal pada awal 2018, DPRD DIY telah menyetujui anggaran Rp35 miliar untuk penanggulangan bencana itu dan sampai akhir 2019 tersisa Rp10 miliar.
“Dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, lambatnya proses rehab rekon di Pundong ini karena kewenangan ada di Pemda DIY. BPBD Bantul tidak memiliki wewenang mengelola anggaran,” jelasnya.
Karena itulah, Suwardi meminta Pemda DIY segera melakukan tinjauan ke lapangan dan evaluasi pada berbagai proyek akibat bencana Cempaka. Terlebih lagi, tahun ini pemerintah pusat menyalurkan bantuan dana rehabilitasi dan rekonstruksi lagi Rp100 miliar.
Sejumlah anggota Komisi A yang dipimpin Ketua Komisi A Eko Suwanto mengunjungi dua lokasi. Selain di Pundong, mereka juga melihat penanganan dan pencegahan banjir di Sungai Buntung, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta.
Di lokasi ini, para wakil rakyat menyatakan persoalan sampah masih menjadi penyebab utama banjir kawasan ini setiap musim hujan. Komisi A meminta Wali Kota Yogyakarta, Pemda DIY, dan masyarakat untuk peduli pada masalah sampah.
Namun saat dikonfirmasi Ketua BPBD DIY Biwara Yuswantara mengatakan kendala dalam rehabilitasi dan rekonstruksi karena bencana Cempaka itu lantaran anggaran dari pusat belum turun. Ia mengatakan proyek tanggul di Pundong termasuk yang akan didanai pemerintah pusat.
“Beberapa proyek rehab rekon infrastruktur yang juga dikover dari pusat antara lain Jalan Baron-Tepus, Jalan Poncosari-Kretek, Jalan Palbapang-Samas, Jalan Sampakan-Singosaren, Jalan Sedayu-Pandak, Jembatan Pentung, dan Jembatan Sindutan,” katanya.
Memasuki musim hujan, Biwara mengimbau wisatawan yang akan ke objek wisata terutama di dataran tinggi, di aliran sungai, atau kali ekstra hati-hati, termasuk di Cino Mati, jalur rawan bencana yang menghubungkan Kecamatan Pleret dan Dlingo di Bantul.