Kepulauan Sangihe, Gatra.com - Banjir bandang menerjang Kabupaten Kepulauan Sangihe di Sulawesi Utara Jumat (3/1). Setidaknya 3 kecamatan di daerah perbatasan dekat Filipina itu terdampak parah dari bencana awal tahun.
Ketiga Kecamatan adalah Manganitu, Tamako dan Kecamatan Kendahe. Sementara tiga lokasi di Kecamatan Manganitu yang terkena bencana yaitu Kampung Sesiwung, Lebo, dan Belengang.
Namun demikian menurut Kepala BPBD Kabupaten Kepulauan Sangihe, Rivo Pudihang yang paling parah dan mendapatkan penanganan serius ada di Kampung Lebo, Kecamatan Manganitu.
“Sedikitnya 3 desa yang teridentifikasi, terutama di Lebo paling parah. Kemudian Belengan dan ada di Upel, Kecamatan Tamako. Ada 130 keluarga yang mengungsi dari tiga desa ini sekarang sudah ada di posko masing-masing, dan berkumpul di gereja-gereja menjadi posko utama. Jadi ada 8 lokasi di Sangihe terkena bencana dan paling parah Lebo,” ujar Pudihang.
Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jabes Ezer Gaghana menyampaikan saat ini pemerintah telah mengupayakan kebutuhan yang mendesak terutama di Kampung Lebo.
“Di Lebo ada korban jiwa. Saat ini kita utamakan konsumsi masyarakat yang ada di pengungsian, kemudian baju layak pakai yang menjadi kebutuhan, apalagi ada bayi dan ada perempuan” ujarnya.
Sementara di Kecamatan Tamako, khususnya di Kampung Ulung Peliang, Pokol dan Balane sebanyak 6 rumah hanyut terbawa air, 13 rumah rusak berat, 11 rumah terendam air dan 31 Kepala Keluarga atau kurang lebih 80 jiwa sementara ini mengungsi di Gedung GMIST Imanunel Upel.
“Selain rumah, juga ada jembatan yang putus terbawa banjir. Jembatan ini menghubungkan Lindongan 2 dan 3 dan juga jalan yang terputus kurang lebih 70 meter,” kata Camat Tamako melalui Kepala Seksi Trantib, Cristian Derek SIP.
Menurut keterangan warga di Lebo, seorang meninggal teridentifikasi bernama Bartolomeus Mangape (83) dan dua orang belum ditemukan yaitu Armando Makanangin (19) serta Siren Ontak (45) yang diduga masih tertimbun longsor.
Reporter: Ady Putong