Jakarta, Gatra.com - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri manufaktur merupakan penyumbang terbesar pada nilai ekspor nasional.
Sepanjang periode Januari-Oktober 2019, ekspor produk manufaktur tercatat sebesar US$105,11 miliar.
Agsu mengatakan terdapat tiga sektor industri manufaktur yang menjadi kontributor ekspor terbesar yakni industri makanan dan minuman, industri logam dasar, dan industri pakaian jadi. Nilai ekspor ketiga industri ini berturut-turut mencapai US$21,73 miliar, US$14,64 miliar, dan US$10,84 miliar.
"Sektor industri terus didorong untuk mampu meningkatkan nilai ekspor nasional, baik itu melalui peningkatan daya saing produk industri maupun perluasan pasar ekspor ke negara-negara tujuan ekspor baru," katanya di Jakarta, Senin (6/1).
Agus menyebutkan pemerintah saat ini membidik pasar Amerika Serikat di tengah perang dagang dengan Cina. Pasalnya, perang dagang AS-Cina ini membatasi masuknya produk Cina ke AS yang bisa menjadi sebuah peluang bagi Indonesia.
Selain itu lanjut Agus, Kemenperin menyebut, pada tahun 2019, ekspor produk industri menyentuh di angka US$123,7 miliar hingga US$129,8 miliar. Sedangkan, pada tahun 2020, ekspor produk industri diprediksi bakal menembus US$136,3 miliar hingga US$142,8 miliar.
"Di sisi lain, industri pengolahan juga merupakan sektor yang berkontribusi besar terhadap penerimaan pajak. Sampai dengan Triwulan III 2019, kontribusinya 29,23% dari penerimaan pajak neto nasional, atau sebesar Rp245,60 triliun," katanya.